Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.3
JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 2.3
COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Halo bapak ibu guru hebat.
Saya Abdullah Salam, S.Pd. Guru BK di SMPN 1 Mlonggo, Kabupaten Jepara. Saya akan menceritakan tentang hasil refleksi saya mengenai modul 2.3 "Coaching untuk Supervisi Akademik" yang sudah saya pelajari. Saya merefleksikan modul ini dengan menggunakan modul refleksi 4F/4P. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerpan saya dari modul 2.3 ini. Berikut hasil refleksi saya yang tertuang pada model refleksi 4F/4P.
1. Facts/Peristiwa
Kegiatan Modul 2.3 diawali dengan berselancar di LMS yaitu dimulai dari diri. Alur mulai dari diri diawali dengan menjawab lima pertanyaan reflektif mengenai kegiatan observasi atau supervisi yang pernah dilaksanakan. Kemudian, saya menjawab dua pertanyaan mengenai harapan saya tentang modul 2.3 ini. Tahapan selanjutnya yaitu kegiatan eksplorasi konsep. Tahapan eksplorasi konsep ini, merupakan tahapan dimana saya mengeksplor sendiri materi-materi mengenai coaching. Ada empat bagian pada eksplorasi konsep ini, dimana disetiap bagiannya terdapat beberapa slide/bagian serta bebeapa video yang saya pelajari. Pada bagian terakhir eksplorasi konsep, saya berdiskusi bersama rekan CGP dan fasilitator untuk memberikan pernyataan mengenai keterkaitan keterampilan coaching dengan supervisi akademik. Tahapan selanjutnya adalah ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi yang pertama bersama fasilitator saya mendapatkan pemahaman mengenai coaching ini, setelah itu saya diminta mencari teman sparing untuk berlatih coaching. Kegiatan ruang kolaborasi selanjutnya saya bersama rekan CGP saya melakukan simulasi coaching secara bergantian melalui Gmeet. Setelah kegiatan ruang kolaborasi, saya memasuki tahapan demonstrasi kontekstual. Pada tahapan ini, saya bersama 3 rekan CGP lainnya melakukan simulasi coaching melalui secara luring dan rekaman hasil coaching dikirimkan ke fasilitator sebagai tugas. Pada kegiatan ini, saya bersama rekan saya bergantian peran menjadi coach, coachee, dan observer. Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi pemahaman bersama instruktur. Pada kegiatan ini saya mendapatkan banyak pengetahuan, pemahaman mengenai coaching. Selanjutnya tahap koneksi antar materi. Pada kegiatan ini saya membuat koneksi materi mengenai modul yang dipelajari dengan pengalaman serta materi lainnya. Tahapan terakhir adalah aksi nyata. Kegiatan aksi nyata rencananya saya akan melaksanakan kegiatan coaching bersama salah satu rekan guru di sekolah. Modul 2.3 ini ditutup dengan kegiatan post test yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2024.
2. Feelings/Perasaan
Perasaan saya ketika mempelajari modul 2.3 ini yaitu senang, optimis, dan tertantang. Saya merasa senang karena mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru mengenai coaching. Saya juga merasa senang karena bisa melakukan simulasi coaching bersama rekan CGP lainnya. Saya merasa optimis karena saya yakin bisa mengaplikasikan pengetahuan saya mengenai coaching ini dalam peran saya sebagai pemimpin pembelajaran. Saya merasa tertantang dalam mempelajari materi coacing serta dalam mengaplikasikan coaching ini.
3. Findings/Pembelajaran
Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah mengenai supervisi akademik yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan coaching. Terdapat hubungan kemitraan dalam proses coaching. Seorang coach tidak menganggap coachee sebagai seorang yang tidak tahu apa-apa, namun lebih kepada memberikan pertanyaan berbobot yang dapat menstimulun coachee menemukan ide baru dalam mengatasi masalah yang dihadapai atau menguatkan ide yang telah dimiliki cocachee. Berbeda dengan training atau konseling, dimana seorang ahli yang memberikan materi atau pengalamannya kepada orang lain yang dianggap belum bisa.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan melaksanakan kegiatan coaching di kelas kepada murid saya untuk memaksimalkan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri murid saya. Saya akan melaksanakan diseminasi kepada kepala rekan guru mengenai coaching ini untuk merubah kegiatan supervisi akademik dengan paradigma coaching. Ketika nanti saya menjadi kepala sekolah saya akan menerapkan supervisi akademik dengan menggunakan pendekatan coaching. Saya akan merubah paradigma supervisi akademik yang tadinya hanya sebagaikegiatan menilai menjadi kegiatan coaching dengan memperhatikan prinsip coaching serta menggunakan keterampilan coaching.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat dan menjadi semangat untuk kita semua guru hebat Indonesia.
Terus bergerak untuk pendidikan Indonesia maju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H