Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah mengenai supervisi akademik yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan coaching. Terdapat hubungan kemitraan dalam proses coaching. Seorang coach tidak menganggap coachee sebagai seorang yang tidak tahu apa-apa, namun lebih kepada memberikan pertanyaan berbobot yang dapat menstimulun coachee menemukan ide baru dalam mengatasi masalah yang dihadapai atau menguatkan ide yang telah dimiliki cocachee. Berbeda dengan training atau konseling, dimana seorang ahli yang memberikan materi atau pengalamannya kepada orang lain yang dianggap belum bisa.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan melaksanakan kegiatan coaching di kelas kepada murid saya untuk memaksimalkan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri murid saya. Saya akan melaksanakan diseminasi kepada kepala rekan guru mengenai coaching ini untuk merubah kegiatan supervisi akademik dengan paradigma coaching. Ketika nanti saya menjadi kepala sekolah saya akan menerapkan supervisi akademik dengan menggunakan pendekatan coaching. Saya akan merubah paradigma supervisi akademik yang tadinya hanya sebagaikegiatan menilai menjadi kegiatan coaching dengan memperhatikan prinsip coaching serta menggunakan keterampilan coaching.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat dan menjadi semangat untuk kita semua guru hebat Indonesia.
Terus bergerak untuk pendidikan Indonesia maju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H