Mohon tunggu...
ABDULLAH SALAM
ABDULLAH SALAM Mohon Tunggu... Guru - ASN PPPK/SMPN 1 MLONGGO

Saya adalah seorang pendidik di lingkungan pemerintahan Kabupaten Jepara yang bertugas di SMPN 1 Mlonggo sebagai Guru Bimbingan Konseling. Saya sangat konsen terhadap masalah sosial dan perkembangan intelektual sosial peserta didik. Hobi saya adalah traveling, membut konten, menulis, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 - Mewujudkan Budaya Positif Di Sekolah

2 Juni 2024   17:30 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya

Dari tiga tujuan tersebut, tujuan pada nomor satu dan dua adalah motivasi yang berasal dari luar diri (ekstern), sedangkan tujuan pada nomor 3 adalah motivasi yang berasalal dari dalam diri (intern). tentu yang terbaik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri.

Hukuman dan penghargaan merupakan cara mengontrol perilaku yang dapat membuat murid menemukan identitas diri yang gagal. kita boleh saja memberikan peghargaan, namun jangan sampai penghargaan diberikan terus menerus sehingga menimbulkan ketergantungan.  Penerapan hukuman dan penghargaan agar seseorang patuh terhadap suatu keyakinan, tidak akan berjalan efektif untuk jangka panjang, sehingga apabila suatu keyakinan/kesepakatan tidak ada hukuman atau penghargaannya, maka seseorang tidak akan melaksanakan keyakinan/kesepakatan tersebut. Bahkan, dalam jangka waktu lama, penghargaan akan terlihat sebagai hukuman. 

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;2004). Restitusi mengajarkan pada murid agar mereka merdeka mengungkapkan solusi atas masalah yang dihadapi. Berani mengungkapkan maksud tujuan perbuatan meski salah dihadapan orang lain dan berdampak bagi orang disekitar dan diri sendiri. Restitusi mengedepankan konsekuensi sebagai pemebntuk identitas yang berhasil dibandingkan hukuman. 

Terdapat lima posisi kontrol yang ditampilkan guru dalam menyikapi perilaku yang dilakukan oleh murid, yaitu sebagai penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi yang diharapkan dilakukan oleh guru penggerak adalah guru sebagai manajer karena dalam posisi ini aspek yang dikembangkan adalah motivasi intrinsik murid untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan yang akan tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan positif. Setidaknya kita tidak pada posisi penghukum dan pembuat orang merasa bersalah karena dapat membuat murid menemukan identitas diri yang gagal. Idealnya kita dapat menjadi manajer, namun dapat turun menjadi pemantau atau teman tergantung kondisi dan kebutuhan di lapangan. 

Berdasarkan paparan tersebut, peran saya dalam mewujudkan budaya positif di sekolah yang akan saya kaitkan dengan materi sebelumnya, yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak adalah saya awali melalui diskusi keyakinan dan kesepakatan kelas. Pada tahap ini, saya mengajak murid untuk mendiskusi nilai-nilai Kebajikan apa yang akan dipercaya atau diyakini oleh warga kelas. 

Selanjutnya saya mengajak murid untuk menyusun kesepakatan kelas dan ditempelkan pada tempat yang mudah diakses oleh warga kelas. Tujuannya adalah agar murid senantiasa mengingat dan memahami nilai-nilai Kebajikan yang diyakini oleh warga kelas dan kesepakatan kelas yang disepakai oleh murid bersama guru untuk diimplementasikan. 

Keyakinan/kesepakatan kelas disusun bersama murid dan dilaksanakan oleh murid sebagai warga kelas, sehingga murid akan merasa nyaman dan senang dalam belajar. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana Filosofi Pendidikan KHD dan peran guru penggerak dalam mewujudkan visi guru penggerak yakni mewujudkan murid yang berkarakter sesuai profil pelajar pancasila.

Terhadap murid, saya pernah menerapkan sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah, namun hal ini justru membuat murid semakin tertekan dan tergantung pada figur guru. Menjalani dengan keterpaksaan dan penuh beban. Saya juga menerapkan posisi kontrol sebagai teman dan pemantau. Pada posisi teman mencoba mendekatkan diri pada murid sehingga mampu menyelami kondisi psikis dan latar belakang murid. Pada saat menjadi pemantau, saya mengaitkan dengan konsekuensi dan bagaimana seharusnya murid bertingkah laku sesuai peraturan sekolah/kelas. Setelah mempelajari Modul 1.4 ini saya berupaya menerapkan posisi sebagai manajer untuk mengembangkan motivasi intrinsik murid guna menanamkan nilai-nilai Kebajikan agar tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan positif murid.

Dalam menyikapi perilaku murid yang tidak sesuai dengan keyakinan/kesepakatan kelas/sekolah, saya sudah mencoba menerapkan segitiga restitiusi untuk membantu murid memperbaiki kesalahannya agar mampu belajar dari kesalahan. Walaupun sebelumnya saya sudah terbiasa menerapkan pendekatan yang intinya sama dengan segitiga restitusi dalam proses konseling. Hasilnya, murid merasa nyaman dengan apa yang sudah saya lakukan. Jika diperlukan, saya juga menjalin kolaborasi dengan guru maptapelajaran, wali kelas, kepala sekolah maupun orang tua dalam menemukan solusi. Hal ini mencerminkan salah satu nilai guru penggerak, yaitu kolaboratif.

Nilai-nilai dan peran guru penggerak yang saya lakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid juga guna menanamkan nliai-nilai kebajikan agar tumbuh dan berkembang menjadi kebaisaan positif agar selaras dengan visi sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun