Mohon tunggu...
Abdullah Puja
Abdullah Puja Mohon Tunggu... Administrasi - Absolut

Wong Ndeso...\r\nTuhan itu ada dan terasa serta logis..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gagal Paham Agama...

23 Oktober 2020   13:01 Diperbarui: 23 Oktober 2020   13:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya entah mengapa pembangunan Ruh sebagai sisi spiritualnya Manusia, dan sebagai Dzat Kekuasaan Tuhan yang ada dalam diri Manusia, yang nyata-nyata hakekatnya/jatidirinya Manusia yang akan bertanggung jawab di padang Mahsyar kelak, banyak diabaikan tidak diberi sedikitpun ruang dalam diri untuk sedikit saja mengakui keberadaannya  ??
Malah dikatakan mustahil, mistik, klenik, supranatural, tahayul, horor, sesat, padahal Ruh itu nyata ada dan tertulis jelas dalam Kitab Suci, baik yang dikatakan dengan JIWA atau Ruh dalam Kitab Suci...

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan RUH (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya."
(QS. Sad 38: Ayat 72)

Dan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan kepada setiap JIWA diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 70)

Lantas dimana hidupnya Ruh itu sekarang dalam diri ini..??

Dipercayai bahwa ketika usia Manusia dalam kandungan 4 bulan maka "ditiupkan" atau "diturunkan" langsung dari SISI-NYA Ruh, seperti dituangkan dalam ayat di atas..

Begitu lahir kehidupan Ruh dapat dilihat dari adanya senyum, tawa, sedih, tangis, di raut wajah bayi baru lahir tersebut, padahal semua pancaindra berikut akal pikir dan Hati masih belum sempurna atau masih kosong, yang tandanya Ruh masih mampu berkomunikasi dengan Alam Besar atau para Malaikatnya, Ruh masih mampu "berkomunikasi" dengan Kekuasaan DIRI-NYA..

Akan tetapi seiring dengan perkembangan usia bayi tersebut maka pengelihatan, pengecapan, pendengaran Ruh akan mulai memudar dan lebih merasakan kehidupan duniawi, bahkan isi alam pikir dan isi hati segera akan terisi ingatan dan pengalaman rasa dari duniawi ini...

Sehingga pandangan, pengecapan, pendengaranya Ruh yang ada dalam diri pada Alam Besar akhirnya terputus dan lebih terfokus pada yang berasal dari duniawi...
Namun itulah KEHENDAK-NYA, Agar Manusia mampu mensejahterakan hidupnya selama didunia...
Akan tetapi karena kekurang pahaman orang tuanya sehingga hubungan antara bayi tersebut dengan Alam Besar tak terjaga bahkan terputus...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun