SIAPA sih yang tidak memiliki sandal jepit di rumahnya? Ya, sandal jenis ini merupakan alas kaki yang paling terkenal dan dimiliki kebanyakan orang baik dari kalangan miskin hingga kaya raya.
Hal ini dikarenakan alas kaki yang satu ini mampu memberikan kenyamanan dalam berpergian santai. Selain itu, sandal jepit juga sangat mudah dan praktis untuk digunakan serta tidak membuat gerah pada kaki layaknya menggunakan sepatu.
Sandal jepit juga memiliki berbagai macam model yang dapat dipilih menyesuaikan selera baik untuk kaum pria maupun wanita. Masih banyak lagi kelebihan yang terdapat pada sandal jepit seperti sifat yang tahan lama serta mudah dipadupadankan dengan jenis pakaian santai
Namun, tahukah Anda. Apa penyebab sandal itu paling nyaman dipakai? Rahasianya sepele, karena sandal itu berpasangan kiri dan kanan. Dari namanya tentu memiliki perbedaan satu dengan yang lain terutama arah menghadapnya. Coba bayangkan jika benda ini Anda pakai keduanya kiri saja atau sebaliknya. Pasti repot kan memakainya?
Begitupun dengan teman hidup kita yang kita pilih saat ini? Sandal jepit ibarat pasangan hidup yang menemani kita menjalani peliknya kehidupan di dunia selama ini.
Anda yang sudah menikah entah berapa tahun pasti sudah merasakan. Ternyata pasangan hidup kadang tak selalu sejalan dengan ekspektasi kita. Sebelum menikah, kita berharap bahwa pasangan kita memiliki ciri ideal yang kita harapkan.
Jika Anda seorang suami, dulu sebelum menikah mungkin berpikir akan menemukan seorang istri yang cantik, pandai berdandan, ibadahnya rajin, pandai memasak, pintar membersihkan rumah dan seabrek impian indah lainnya.
Begitupun jika Anda seorang istri. Anda mungkin berpikir bahwa pasangan Anda memiliki perhatian lebih, menjadi pemimpin, meringankan pekerjaan di rumah, menemani ketika berbelanja, membantu mengurus anak maupun segala kebutuhan rumah dan lain sebagainya.
Namun kenyataanya, yang selama ini kita temukan kadang justru berkebalikan dari harapan. Tak jarang yang kita temui malah nampak berkebalikan dengan harapan atau bahkan tidak sesuai dengan kepribadian kita. Hal inilah yang membuat kita menjadi kecewa.
Padahal sejatinya, itulah yang harus kita terima dan kita syukuri. Bukankah kita dulu kita mengharapkan mendapatkan pasangan hidup? Tahu artinya pasangan? Ia merupakan pelengkap bagi yang lain. Jika ternyata yang kita dapatkan ternyata berkebalikan dengan pribadi kita, sesungguhnya Allah telah tepat menghadirkan pasangan hidup pada kita.
Jika kita sering merasa kecewa, jengkel terhadap pasangan yang kadangkala tidak sejalan dalam pemikiran kita bukan berarti itu hal yang menyebalkan. Namun, memang tugas kitalah untuk membantu menyempurnakan atau menyesuaikan diri dengan kekurangannya. Ibarat kapal yang sudah miring ke kiri, maka kita harus harus segera menyesuaikan miring ke kanan agar seimbang dan tidak terjungkal.
Hidup berumah tangga tak selalu mulus berjalan, kadang ada saja sedikit guncangan dan rasa kesal menghinggapi kita? Tak perlu heran karena hidup ini adalah ujian sesungguhnya. Tanpa bumbu kecewa rasanya tidak akan pernah ada selama kita masih hidup di dunia. Sebab setiap kita dan pasangan punya isi kepala dan karakter berbeda.
Rasa kecewa karena hal-hal sepele sebenarnya sangat wajar terjadi. Tinggal seberapa cerdas kita memaknainya. Teringat akan pesan salah satu guru saya. Beliau pernah mengatakan sebuah inspirasi kehidupan dengan mengatakan. Penyebab stres itu cuma satu, karena ilmunya lebih sedikit dari masalahnya.
Jika kita memiliki ilmu sebanyak lima sedangkan masalahnya ada tujuh, maka ada dua masalah yang tidak bisa ia selesaikan. Itulah yang membuat pusing dan stress dalam hidup kita. Namun jika ilmunya seratus dan masalahnya ada sembilan puluh sembilan. Ia masih memiliki kelebihan ilmu untuk menyelesaikan masalah hidupnya.
Karena itulah, wajar jika kita menemukan ada seorang kepala rumah tangga sering stress menjalani hidup karena hanya beberapa masalah hidup lantas memilih mengakhiri hidupnya.
Sementara ada orang lain yang menjabat ketua RT, ketua takmir, ketua yayasan, pimpinan organisasi dan jabatan lain namun ia tak tampak mengeluh sedikitpun dalam hidupnya.
Ternyata setelah diamati ia memang memiliki kapsitas ilmu melebihi masalahnya. Pantas saja tak pernah terlihat raut wajah murung atau stres dalam hidupnya. Karena itulah orang yang berilmu tidak pernah mengalami kesusahan dan kebuntuan dalam hidupnya.
Hal ini senada dengan pesan Allah:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS. al-Mujadilah : 11).
Nah, untuk itu penting bagi kita untuk terus mencari ilmu dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Ilmu menjalani kehidupan dunia terlebih ilmu untuk mempersiapkan kehidupan akhirat.
Maka, jika hari ini kita masih merasakan kekurangan pada pasangan hidup kita, maka bersyukurlah, karena jika semua sifat harus sama persis dengan kita, maka ia bukan disebut pasangan tapi kembaran. Setuju?✌️
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H