Hidup berumah tangga tak selalu mulus berjalan, kadang ada saja sedikit guncangan dan rasa kesal menghinggapi kita? Tak perlu heran karena hidup ini adalah ujian sesungguhnya. Tanpa bumbu kecewa rasanya tidak akan pernah ada selama kita masih hidup di dunia. Sebab setiap kita dan pasangan punya isi kepala dan karakter berbeda.
Rasa kecewa karena hal-hal sepele sebenarnya sangat wajar terjadi. Tinggal seberapa cerdas kita memaknainya. Teringat akan pesan salah satu guru saya. Beliau pernah mengatakan sebuah inspirasi kehidupan dengan mengatakan. Penyebab stres itu cuma satu, karena ilmunya lebih sedikit dari masalahnya.
Jika kita memiliki ilmu sebanyak lima sedangkan masalahnya ada tujuh, maka ada dua masalah yang tidak bisa ia selesaikan. Itulah yang membuat pusing dan stress dalam hidup kita. Namun jika ilmunya seratus dan masalahnya ada sembilan puluh sembilan. Ia masih memiliki kelebihan ilmu untuk menyelesaikan masalah hidupnya.
Karena itulah, wajar jika kita menemukan ada seorang kepala rumah tangga sering stress menjalani hidup karena hanya beberapa masalah hidup lantas memilih mengakhiri hidupnya.
Sementara ada orang lain yang menjabat ketua RT, ketua takmir, ketua yayasan, pimpinan organisasi dan jabatan lain namun ia tak tampak mengeluh sedikitpun dalam hidupnya.
Ternyata setelah diamati ia memang memiliki kapsitas ilmu melebihi masalahnya. Pantas saja tak pernah terlihat raut wajah murung atau stres dalam hidupnya. Karena itulah orang yang berilmu tidak pernah mengalami kesusahan dan kebuntuan dalam hidupnya.
Hal ini senada dengan pesan Allah:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS. al-Mujadilah : 11).
Nah, untuk itu penting bagi kita untuk terus mencari ilmu dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Ilmu menjalani kehidupan dunia terlebih ilmu untuk mempersiapkan kehidupan akhirat.
Maka, jika hari ini kita masih merasakan kekurangan pada pasangan hidup kita, maka bersyukurlah, karena jika semua sifat harus sama persis dengan kita, maka ia bukan disebut pasangan tapi kembaran. Setuju?✌️
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H