Mohon tunggu...
Abdullah Faqih
Abdullah Faqih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya Abdullah Faqih Mahasiswa Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta yang memiliki beberapa minat dan hobi, mulai dari seni berbicara sampai ke olahraga terkhusus Basket.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Iklan dalam Masyarakat: Egoisme Periklanan Pada Eksistensi Masyarakat

8 Juli 2024   09:55 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:59 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Iklan Layanan Masyarakat. Sumber : UNICEF

Dalam kehidupan bermasyarakat sebuah periklanan dibutuhkan dalam memperkenalkan sebuah kebutuhan dalam bentuk produk. Periklanan ini sendiri berperan penting dalam ekstensi masyarakat. Bagaimana tidak? Dampak kepada masyarakat bisa diperlihatkan dalam beberapa momen. 

Seperti halnya jika saya menyebut INDOMIE (dengan nada) yang ada dikepala orang yang mendengar tentu mereka akan menjawab "Seleraku". Sebuah tagline simple yang bisa masuk kedalam otak manusia hanya dengan terus-menerus disebutkan dalam sebuah iklan. Dari hal ini sebuah produk Indomie tentunya memiliki strategi periklanan yang sangat baik. Jadi tidak hanya rasanya yang sangat lezat, di produk Indomie ini kita juga dipaksa untuk mengingat (meskipun tidak secara langsung) tagline legendarisnya itu.

              Ada yang menarik pada saat wabah COVID-19 dimana orang-orang percaya bahwa Bear Brand (susu beruang) bisa menangkal atau mencegah penyebaran dari wabah tersebut. Terlepas pro-kontra yang ada pada kejadian tersebut, pastinya ada sebuah periklanan yang memang berperan penting dibaliknya.

 Pada kasus diatas yang faktanya tidak berpengaruh pada penangkalan virus, kita bisa mengetahui bahwa Periklanan Memberikan Kebahagiaan dan Kesejahteraan Umum. Dalam kontranya bisa disimpulkan jika masyarakat hanya membeli sebuah produk karena rasa kepuasan saja tanpa mengetahui fakta yang terjadi. Sebuah periklanan sangat berperan penting dalam eksistensi masyarakat. Bahkan bukan hanya perilaku tapi jika kita lebih memperhatikan lagi sifat masyarakat bisa kita nilai dari kejadian tesebut.

              Jika  barusan kita sudah mengetahui kontra periklanan pada produk Bear Brand-nya, lalu pastinya ada pro disetiap kontranya. Iklan Bear Brand ini bisa menjadi sebuah informasi penting untuk kita (dengan catatan harus mengetahui faktanya), jangan sampai terjadi seperti kasus diatas. 

Dalam produk susu ini tertera jelas bahwa susu ini baik untuk anak-anak maupun orang dewasa karena didalamnya ada sumber protein, vitamin, dan juga kalsium. Melihat detail kandungan produk, bukan kah itu hal yang bagus? Pastinya. Tapi pertanyaannya, Kenapa masyarakat Indonesia lebih mempercayai orang lain daripada mencari tau sendiri? Well, menurut Program for International Student of Assessment (PISA) ditahun 2023 Indonesia berada diperingkat 68 dari 81 negara.

Pro dan Kontra dari sebuah Iklan

              Egoisme Periklanan, tidak bisa 100% disalahkan karena jika kita hubungkan dengan data diatas tentunya menjadi sebuah alasan bagaimana dalam kasus susu pada Covid-19 itu bisa terjadi. Lalu itu kenapa sebuah egoisme  dari periklanan ini seringkali dimanfaatkan oleh mereka yang tau akan kekurangan masyarakat kita. 

Disamping masyarakatnya yang juga  harus mengubah kebiasaan untuk selalu mencari tau terlebih dahulu dan meningkatkan literasi, periklanan ini menjadi sebuah kontra dimana kadang mereka melebih-lebihkan deskripsi dari produk-produk itu. Karena sebuah produk di iklankan pada berbagai media yang terlihat visual menariknya, masyarakat pun seringkali lansung percaya dengan apa yang diperlihatkan. Sekali lagi saya katakan tidak 100% kesalahan periklanan.

              Pada rumus basic penjualan dimana jika supply yang sedikit sedangkan demandnya yang banyak, maka sebuah produk akan mengalami kenaikan harga. Masih dengan kaitan produk susu Bear Brand terasa sekali dampak kepada masyarakatnya dimana pada saat itu karena masyarakatnya percaya akan hal yang tidak terbukti sedangkan barangnya menjadi langka,  maka harganya pun sangat jauh dari harga normalnya. Jika normalnya Rp. 8.000, maka pada saat itu bisa sampai Rp. 15.000. Wow hampir 2x lipat sebuah harga naik. Dari sini lagi dan lagi sebuah periklanan berperan penting dalam hal ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun