Dalam kehidupan bermasyarakat sebuah periklanan dibutuhkan dalam memperkenalkan sebuah kebutuhan dalam bentuk produk. Periklanan ini sendiri berperan penting dalam ekstensi masyarakat. Bagaimana tidak? Dampak kepada masyarakat bisa diperlihatkan dalam beberapa momen.Â
Seperti halnya jika saya menyebut INDOMIE (dengan nada) yang ada dikepala orang yang mendengar tentu mereka akan menjawab "Seleraku". Sebuah tagline simple yang bisa masuk kedalam otak manusia hanya dengan terus-menerus disebutkan dalam sebuah iklan. Dari hal ini sebuah produk Indomie tentunya memiliki strategi periklanan yang sangat baik. Jadi tidak hanya rasanya yang sangat lezat, di produk Indomie ini kita juga dipaksa untuk mengingat (meskipun tidak secara langsung) tagline legendarisnya itu.
       Ada yang menarik pada saat wabah COVID-19 dimana orang-orang percaya bahwa Bear Brand (susu beruang) bisa menangkal atau mencegah penyebaran dari wabah tersebut. Terlepas pro-kontra yang ada pada kejadian tersebut, pastinya ada sebuah periklanan yang memang berperan penting dibaliknya.
 Pada kasus diatas yang faktanya tidak berpengaruh pada penangkalan virus, kita bisa mengetahui bahwa Periklanan Memberikan Kebahagiaan dan Kesejahteraan Umum. Dalam kontranya bisa disimpulkan jika masyarakat hanya membeli sebuah produk karena rasa kepuasan saja tanpa mengetahui fakta yang terjadi. Sebuah periklanan sangat berperan penting dalam eksistensi masyarakat. Bahkan bukan hanya perilaku tapi jika kita lebih memperhatikan lagi sifat masyarakat bisa kita nilai dari kejadian tesebut.
       Jika  barusan kita sudah mengetahui kontra periklanan pada produk Bear Brand-nya, lalu pastinya ada pro disetiap kontranya. Iklan Bear Brand ini bisa menjadi sebuah informasi penting untuk kita (dengan catatan harus mengetahui faktanya), jangan sampai terjadi seperti kasus diatas.Â
Dalam produk susu ini tertera jelas bahwa susu ini baik untuk anak-anak maupun orang dewasa karena didalamnya ada sumber protein, vitamin, dan juga kalsium. Melihat detail kandungan produk, bukan kah itu hal yang bagus? Pastinya. Tapi pertanyaannya, Kenapa masyarakat Indonesia lebih mempercayai orang lain daripada mencari tau sendiri? Well, menurut Program for International Student of Assessment (PISA) ditahun 2023 Indonesia berada diperingkat 68 dari 81 negara.
Pro dan Kontra dari sebuah Iklan
       Egoisme Periklanan, tidak bisa 100% disalahkan karena jika kita hubungkan dengan data diatas tentunya menjadi sebuah alasan bagaimana dalam kasus susu pada Covid-19 itu bisa terjadi. Lalu itu kenapa sebuah egoisme  dari periklanan ini seringkali dimanfaatkan oleh mereka yang tau akan kekurangan masyarakat kita.Â
Disamping masyarakatnya yang juga  harus mengubah kebiasaan untuk selalu mencari tau terlebih dahulu dan meningkatkan literasi, periklanan ini menjadi sebuah kontra dimana kadang mereka melebih-lebihkan deskripsi dari produk-produk itu. Karena sebuah produk di iklankan pada berbagai media yang terlihat visual menariknya, masyarakat pun seringkali lansung percaya dengan apa yang diperlihatkan. Sekali lagi saya katakan tidak 100% kesalahan periklanan.
       Pada rumus basic penjualan dimana jika supply yang sedikit sedangkan demandnya yang banyak, maka sebuah produk akan mengalami kenaikan harga. Masih dengan kaitan produk susu Bear Brand terasa sekali dampak kepada masyarakatnya dimana pada saat itu karena masyarakatnya percaya akan hal yang tidak terbukti sedangkan barangnya menjadi langka,  maka harganya pun sangat jauh dari harga normalnya. Jika normalnya Rp. 8.000, maka pada saat itu bisa sampai Rp. 15.000. Wow hampir 2x lipat sebuah harga naik. Dari sini lagi dan lagi sebuah periklanan berperan penting dalam hal ini.Â
       Seperti Butterfly Effect, hanya karena satu kejadian bisa menyebabkan banyak sekali kasus, ya terlepas pro dan kontra-nya. Oh iya didalam iklan ada sebuah manfaat untuk para konsumennya, siapa lagi kalo bukan masyarakat. Dimana iklan ini bisa menurunkan harga produksi Teori ekonomi Supply & Demand.Â
Jadi singkatnya dari iklan bisa saja terjadi penurunan harga pada sebuah produk mengingat persaingan produk itu sangatlah besar dipasar market. Â Diperiklanan juga kita sebagai masyarakat bisa mengetahui apa yang sebenarnya kita butuhkan dari sebuah produk. Contoh, "saya ingin memakai skincare yang cocok untuk kulit yang kering. Karena tidak tau soal skincare solusinya selain melihat langsung kandungannya didalam produk, iklan juga menjadi salah satu faktor yang penting mengingat kurangnya literasi di Indonesia".
Kebebasan BeriklanÂ
       Egoisme periklanan, seringkali diperlihatkan karena iklan bersifat tidak jujur. Meskipun tidak seluruhnya berbohong, namun banyak sekali iklan yang melebih-lebihkan sebuah produk. Nah masyarakat yang tergiur dan membeli produk itu seringkali kecewa karena kenyataanya tidak sesuai dengan apa yang diberitahu. Iklan adalah sumber kebebasan. Ya betul sekali karena dalam iklan kita lebih bisa mengutarakan apa yang kita inginkan.Â
Lalu ini menjadi sebuah hal negative kepada masyarakat jika sebuah kebebasan itu melampui batas. Kebebasan yang seharusnya dikeluarkan untuk menemukan jati diri, seringkali berbalik arah dimana tidak sesusai dengan apa yang diharapkan. Melebih-lebihkan produk sampai merugikan banyak pihak karena ketidaksesuaian.
       Periklanan menjadi sebuah manfaat tentunya untuk produk-produk yang memang menjadi kebutuhan dalam eksistensi masyarakat. Hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri untuk produk apalagi dalam sebuah persaingan yang memang setiap saat semakin kuat.Â
Namun ada beberapa poin yang bisa diambil dimana sebuah periklan tidak perlu sampai mementingkan diri sendiri demi meraup keuntungan. Untuk masyarakatnya juga harus lebih selektif dalam memilih produk karena ada banyak sekali kemudian iklan yang melebih-lebihkan detail produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H