Keberhasilan pendidikan Islam adalah dengan melihat hasil (output) dari lembaga pendidikannya. Di lihat dari sisi jasmani (kesehatan mental dan fisik), murid memiliki fisik yang sehat, tidak gampang sakit. Karena "di dalam fisik yang kuat terdapat jiwa yang sehat". Kemudian Di lihat dari sisi akal (ilmu pengetahuan), murid memiliki nalar dan pola pikir yang kritis. Dan yang paling penting dilihat dari sisi rohani (iman, Islam, dan Ihsan). Murid memiliki akhlak yang baik dan memiliki hubungan yang baik dengan sang pencipta maupun dengan sesama manusia.
Adab dan akhlak menjadi tolak ukur seseorang. Orang lain akan menilai kita dari adab dan akhlak kita. Memiliki harta yang banyak, jabatan yang tinggi, ilmu yang luas tanpa di barengi dengan akhlak akan menjadi sia-sia. Bahkan ketika menuntut ilmu pun hendaklah mendahulukan adab dari pada ilmu mengapa demikian? Karena "Orang beradab sudah pasti berilmu, sedangkan Orang berilmu belum tentu beradab." Ada pepatah Arab yang berbunyi الأدب فوق العلم "adab di atas ilmu". Itu berarti Akhlak seseorang harus diutamakan daripada kepintarannya. "Aku lebih menghargai orang yang beradab, daripada orang yang berilmu. Jika hanya berilmu, iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia" -- syekh Abdul Qodir Jaelani.
Oleh karena itu dengan menjadikan akidah Islam/keimanan sebagai dasar dalam pendidikan akan menjadikan para pelajar lebih beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Para pelajar dibentuk pola pikir dan pola sikapnya agar selalu sejalan dengan Islam oleh karena itu pendidikan Islam diajarkan kepada mereka bukan hanya sekedar teori atau hafalan semata tetapi juga sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H