Dari sebab keberkahan kehidupan seorang muslim dan muslimah selalu berada pada lahan ketaatan di pintu ibadah dan pada syari'at" kebaikan yang hamparkan Allah Swt sebagai nikmat dan karunia. Termasuk keberadaan seorang muslim dan muslimah berpijak diatas negeri yang dia tinggal didalamnya di atas tanah yang mungkin dia lahir padanya ada keberkahan di dalam hidup.Â
Seseorang menjadi kunci membuka kebaikan menjadi sebab hati-hati manusia menjadi dekat merekat dan menjadi perantara yang mengajak orang kepada pintu-pintu ketaatan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Swt.
Tidak diragukan bahwa kebersamaan seorang muslim dan muslimah dalam keberkahan di bawah kepemimpin seorang pemimpin atau bahasa yang lebih deteilnya dalam Syari'at kehidupan berjama'ah di dalamnya banyak keberkahan dan banyak kebaikan
Dan ini prinsip pokok yang dijaga dalam agama hal yang dengannya merupakan symbol dari syari'at yang Agung ini, Allah Swt berfirman  wa'tasimubihablillahi jamii  'an wala tafarraku
Berpegang teguhlah kalian di atas tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai
Karena itu di dalam makan saja Nabi pernah ditanya ya Rasulullah Saw kenapa kami sering makan banyak tapi seakan --akan tidak kenyang, kata Nabi Saw barangkali kalian makan terpisah-pisah, makan sendiri-sendiri. Kata beliau ijtami u 'alatho 'aam berkumpullah kalian, bersamalah kalian dalam makan.Â
Maka sahabatpun makan bersama dan merekapu merasakan keberkahan, di dalam makan bersama saja terdapat keberkahan apalagi di dalam kehidupan besar yang di dalamnya terbingkai berbagai kemaslahatan-kemaslahatan yang agung dan di dalam kehidupan bersama ini terdapat keamanan bersama, terdapat perkara-perkara penting yang diperlukan yang diperlukan oleh manusia di dalam kehidupan dunia dan yang diperlukan di dalam agamanya.
karena itulah syari'at ini hanya menegaskan satu hal dan menjadi pokok dalam kaidah syari'at tidak bisa ditawar-tawar harga mati di dalam agama untuk menjaga persatuan dan kebersamaan di dalam agama atau dalam ketaatan kepada pemimpin dan diharamkan perpecahan. Karena itu gak boleh keluar dari kebersamaan kepada pemerintah, berpecah darinya.
Apabila sudah berkumpul di dalam sebuah negeri dan dipimpin oleh kepala Negara tidak boleh keluar darinya. Sebab itu membawa kepada perpecahan dan siapa yang ingin mengganggu gugat dalam hal kepemimpinan seorang pemimpin hokum Nabi Saw sangat tegas
seorang pemimpin kalau sudah syah menjadi pemimpin dan semua orang berkumpul padanya bahwa dia adalah seorang pemimpin lalu datang orang ingin mengkudetanya, ingin menggulingkan maka hukumnya di dalam agama hanya satu harga mati. Diriwayatkan oleh imam muslim di dalam shohihnya Rasulullah Saw Bersabda: siapa yang mendatangi kalian sedangkan kalian berada di bawah kepemimpinan seorang pemimpin satu hati orang yang datang ini ingin memecah belah tongkat kaum muslimin maka perintah Nabi Saw penggallah  leher orang itu, siapapun dia. Ini hokum di dalam pengadilan Agama , dihalalkan darahnya
karena itu di dalam hadist ibnu mas'ud riwayat bukhari dan muslim dan hadist disebutkan oleh imam annawawi di arba'innawawiah dari 42 hadist yang merupakan pokok dasar dalam agama layahillu tidaklah hala darah seorang muslim kecuali dia melaukan 3 hal diantaranyan  orang meninggalka agamanya berpisah dari jama'ah, kalau dia melakukan hal tersebut itu menghalalkan darahnya sebab dia membahayakan kebersamaan
belakangan ini di berbagai informasi yang muncul di media ada saja sebagian orang yang melontarkan bahasa yang ingin membuat rebut ditengah masyarakat, membuat perpecahan ditengah kaum muslimin melanggar dan menginjak-injak prinsip pokok di dalam agama. Tapi yang menjadi masalah orang-orang ini dia tampil sebagai pakaian penasehat  kadang di abaca ayat-ayat Al-qur'an dan hadist-hadist Rasulullah Saw dan ini sudah dikabarkan oleh Nabi Saw bahwa ada jenis fitnah seperti ini, fitnah yang besar yang menimpa umat ketika keluar fitnah ini Nabi Saw sudah terangkan bahwa mereka du 'atun ila abwabi jahannam: mereka adalah da'i-da'I yang mengajarkan kepada pintu-pinti neraka Jahannam itu bahasa Nabi Saw di dalam hadist khudaifa ibnu yaman riwayat Bukhari dan Muslim bukan bahasa saya.
Da'i-da'i yang mengajak ke pintu neraka jahannam siapa yang menjwab mereka dia itu akan melempar orang-orang ke dalam neraka jahannam maka sahabat bertanya ya rasulullah Saw sifatkan kepada kami siapa mereka, bagaimana cirinya. Kata Beliau hum kaum biljidna mereka suatu kaum dari warna kulit juga kita berbicara dengan lisan kita juga dia bisa berbicara dengan bahasa arab kadang berdalil dengan ayat-ayat dan hadist-hadist tapi Nabi menyebutnya  du 'atun ila abwabi jahannam : mereka adalah da'i-da'I yang mengajarkan kepada pintu-pinti neraka Jahannam , kenapa???? Karena keluar dari garis lurus/ garis pertengahan
Karena keyakina kebersamaan, ketaatan kepada pemerintah yang syah itu adalah hal yang berjalan ditengah umat islam dari masa ke masa perkara yang disepakati oleh para ulama dari masa ke masa
Berkata imam al barbahari apabila engkau melihat orang mendo'akan kebaikan untuk pemimpin maka itu cir ahli sunnah dan apabila engkau melihat dan mendengar ada orang mencela seorangpemimpin maka itu adalah ahlul bid'ah walaupun mereka mengaku diri mereka apapun. Ini cir yang pakai oleh ulama dari masa ke masa untuk mengukur apakah dia ahli sunnah ahlul bid'ah
Kemudia hak seorang pemimpin itu tidak boleh di celah dan tidak boleh dicaci maki dijaga kehormatannya, ini dasar pokok di dalam syari'at. Karena itu sifat pokok seorang muslim barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah dia berucap dengan yang baik atau dia diam. kalau sebagian orang  menyampaikan hadist Masya Allah dia ahklaknya baik, baik kepada istrinya, anak dan tetangganya bahkan di Fansnya kepada anggota pengajiannya dia ini akhlaknya sekali.Â
Tapi lisanya kepada pemerinta Nauzdubillah itu sudah menunjukkan adabnya yang tersembunyi, hakikatnya itu  itu bukan akhlak yang baik karena bertentangan dengan hadist Nabi Saw. Karena itu Di sunan tirmizdi dari abu bakar ra rasulullah Saw bersabda: barang siapa yang menghinakan penguasa Allah di Atas muka Bumi, maka Allah Swt akan menghinakan dia. Dan diriwayatkan oleh ibnu Abi Asyim dalam kitab assunnah dari Anas bin malik ra. Anas bin malik berkata kami telah dilarang oleh pembesar sahabat walaupun anas ra adalah sahabat tapi ada sahabat yang senior.Â
Kata anas ra mereka sahabat yang senior ini melarang kami jangan kalian mencela pemimpin-pemimpin kalian, jangan menipu mereka dan jangan pula kalian membenci mereka bertaqwalah kepada Allah dan bersabar karena perkara itu dekat itulah yang dinamakan seorang muslim. Seorang muslim itu indah kehidupannya dikondisi apapun ada pintu ibadah seburuk apapun kejadian dia selalu berbaik sangka kepada Allah selalu mengharapkan yang baik Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H