Yunu Sudarto, S. Ag juga menambahkan, jika kita merasakan nikmatnya ayam opor, ketupat dan berbagai jajanan nikmat lainnya serta memakai pakaian serba baru, membagi kebahagiaan kepada anak, ponakan dan warga kampung dengan memberikan hadiah atau "ampau". Sudahkah kita berbagi kebahagiaan memberi "ampau" bagi keluarga yang sudah meninggal?
Intinya yang penulis pahami dari pernyataan Yunu Sudarto, S.Ag adalah bagaimana almarhummah Ibunya yang sudah meninggal juga merasakan keberkahan dengan datangnya momentum hari Raya. Tentu keberkahan dan "panen ampau" bagi orang yang sudah meninggal beda cara dan bentuk yang dilakukan dan diberikan.
Bagi kita secara kebanyakan mungkin sudah melakukan sebagaimana tradisi yang sudah ada yaitu ziarah kubur, berdoa, membacakan Yasin dan tahlil untuk keluarga yang meninggal, namun untuk berbagi uang dengan niat agar mereka (warga desa) juga berkenan membacakan yasin dan tahlil pada keluarga kita, saya yakin tidak banyak orang melakukannya
Maka dimomen syawal , semoga cerita ini bisa menginspirasi kita dan siapapun yang membaca artikel ini yang memiliki keyakinan bahwa bacaan al-Qur'an dan tahlil sampai jika dihadiahkan pada orang yang meninggal. bisa dan berkenan untuk menambah kebahagiaan mereka dengan mengikuti cara dan tradisi sebagaimana yang dilakukan oleh saudara saya Yunu Sudarto, S. Ag
Sehingga momentum kebahagiaan, baik berupa hari kemenangan dengan kembali fitrahnya kita yang dibarengi dengan berbagai kesenangan baik makanan, pakaian dan berbagai macam hadiah juga dirasakan oleh keluarga kita yang sudah meninggalkan kita (meninggal).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H