Jika kita cermati lebih mendalam, sesungguhnya proses dakwah adalah sama dengan proses marketing dengan produknya hal-hal yang didakwahkan, sebutlah Islam (sebagai produknya) atau nasrani, konghucu, budha (sebagai produk) bagi para pemeluk agamanya masing-masing
Memaknai marketing tentu tidak jauh-jauh dari usaha, bagaimana agar seseorang atau lawan bicara bisa tertarik, memperhatikan dan sukur-sukur mau mengikuti ajakan yang menjadi target atau tujuan kita (ajaran agama).
Dalam satu sisi, didalam strategi dakwah kita (ummat islam) terkadang kalah atau tertinggal dari saudara-saudara kita yang beragama nasrani, khususnya dalam bidang marketing.
Dakwahnya suadara-saudara Nasrani setau saya, selalu berbicara optimisme yang mampu menghipnotis jamaah dan ummatnya, bahwa ajaran agama yang diyakininya adalah sebuah kebenaran
Kasus termudah adalah ketika saudara kita yang beragama nasrani ada yang meninggal, mereka akan berkata bahwa "...saudara kita ini, sudah tenang dan bahagia dengan bapak Allah ta'ala di Surga"
Tentu pernyataan ini selangkah lebih baik, dari agama yang lainnya, khususnya dalam mengambil hati dan menjaga suasana hati dari keluarga yang ditinggal pergi (mati), dari sisi dakwah tentu agama nasrani ingin menyampaikan pesan bahwa beragama dalam pandangan mereka (kristen) adalah kebahagiaan dan selalu surga yang didapat.
Lalu coba dibandingkan dengan ajaran Islam, ambil contoh sebuah peringatan untuk ummatnya, semisal peringatan tentang bahaya khamr yaitu "Barang siapa minum khamar atau mendatangi dukun, maka amal ibadah orang tersebut selama 40 hari kedepan tidaklah akan diterima oleh Allah SWT"
Sepintas jika kedua kondisi ini kita banding-bandingkan, maka agama "sebelah"lah yang lebih manusiawi, lebih menghargai dan care pada pengikutnya, sehingga bagi kita (muslim) perlu melakukan sebuah inovasi dan strategi dalam berdakwah agar Islam selalu bersinar dan jaya di bumi Allah ini
Dalam dakwah Islam, terdapat sebuah contoh atau strategi marketing dakwah yang bisa ditiru, yaitu apa yang pernah dilakukan oleh walisongo, terkhusus sunan Kalijaga yang berupanya mendekati masyarakat jawa dengan dakwah melalui kultur budaya, sehingga akhirnya mampu merubah nusantara ini menjadi bangsa yang mayoritas penghuninya bertauhid dan masuk kepada ajaran Islam
Islam berjalan dan berkembang dengan begitu pesat, tanpa harus adanya pertumpahan darah, caci maki atau bahkan hunusan pedang dalam syi'arnya. Tentu dalam era sekarang dalam menjalankan strategi dakwah atau marketing dakwahnya harus dilakukan sesuai kebutuhan dan penyesuaian strategi dakwah