Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajung yang Bersangatan

1 Agustus 2022   06:56 Diperbarui: 1 Agustus 2022   08:30 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tn. Gr. Muhammad Rijani, kitab Penawar Bagi Hati dan Fb Majelis Ratibul Attas Palangkaraya (dokpri)

"... jadi jika buhan kita ne makannya terlalu gancang, maka salah satu akibat makan nang terlalu banyak itu meulah, "ampun" kita ne pengajungan walau makanan yang dimakan itu halal"

Kalimat diatas adalah pemahaman saya saat mengikuti pengajian rutin di masjid raya Darussalam Palangka Raya Kalimantan Tengah, yang di asuh oleh Tn Gr. Muhammad Rijani (salah satu kyai muda) Kota Palangja Raya, alumni dari pondok pesantren Darussalama Martapura. Kalimantan Selatan

"Kajung yang bersangatan" adalah makna untuk menjelaskan pada jamaah bahwa apabila seseorang itu terlalu banyak makan, maka dampak yang ditimbulkan adalah naiknya libido seks, terlebih jika makanan yang dikonsumsi cendrung atau berasal dari unsur daging

Jadi untuk menjelaskan kata libido yang naik akibat membiasakan makan dengan berlebihan, Gr. Muhammad Rijani menggunakan bahasa lokal (banjar) yang sederhana namun fulgar yaitu "Kajung yang Bersangatan". maka sontak seisi masjid raya Darussalam yang hadir dalam pengajian saat itu menjadi geerrrr tertawa geli

Pengajian, yang dilkasanakan usai sholat mahrib pada setiap Minggu malam itu diasuh oleh guru muda yang lagi naik daun, dan memiliki jamaah yang sangat banyak, jika dibandingkan dengan kajian-kajian serupa pada masjid yang sama.

foto jamaah pengajian Tn. Gr Muhammad Rijani di Masjid Darussalam(dokpri)
foto jamaah pengajian Tn. Gr Muhammad Rijani di Masjid Darussalam(dokpri)

Metode pengajian dari Gr. Muhammad Rijani seperti lazimnya di pesantren atau sebagaimana yang disampaikan para ulama-ulama banjar, yaitu dengan cara klasikal memakai kitab kuning dan/atau kitab melayu yang mu'tabarah, seperti kitab Al Hikam, Risalah Mu'awanah, Sifat Dua Puluh juga kitab Penawar Bagi Hati

Untuk pengajian minggu malam senin di masjid  raya Darussalam kitab yang dibaca adalah kitab berbahasa melayu bernama "Penawar Bagi Hati" sebuah kitab karya seorang tokoh dan ulama nasional kita bernama Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Muthalib Al Indunisie al Mandaili, dia adalah sosok terkenal berasal dari Medan Indonesia

Sampul kitab Penawar Bagi Hati karya Syaik Abdul Qadir bin Abdul Muthalib(dokpri)
Sampul kitab Penawar Bagi Hati karya Syaik Abdul Qadir bin Abdul Muthalib(dokpri)

Kitab Penawar Bagi Hati, adalah kitab berbahasa melayu dengan aksara tulisan menggunakan huruf arab, kitab ini dalam penjelasannya fokus membahas ilmu tentang tasawuf dimana dalam setiap perkara atau bahasanya selalu disertai dalil naqli berupa ayat-ayat al qur'an ataupun al hadist sebagia dasar atau penguat dalan membahas persoalan

Sesekali pengarang kitab Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Muthalib Al Indunisie al Mandaili juga mengutip beberapa referensi kitab-kitab tasawuf mu'tabarah karangan ulama-ulama terdahulu seperti kitab hikam karya Imam Al Ghazali atau yang lainnya

Daftar isi kitab Penawar Bagi Hati (dokpri)
Daftar isi kitab Penawar Bagi Hati (dokpri)

Kitab Penawar Bagi Hati, terdiri dari beberapa bab, yang oleh pengarang diistilahkan dengan Kitab, yaitu kitab pertama, kitab kedua dan kitab ketiga. Pada kitab pertama ada tuju fasal, yaitu fasal yang menjelaskan perihal mata, telinga, lidah, perut, faraj (kemaluan), dua tangan dan dua kaki

Kitab kedua terdiri dari sepulu bab, yaitu menjelaskan tentang luba (berlebihan) pada makanan, luba pada berkata-kata, marah, dengki, kikir dan sangat mencintai harta, cinta akan kemegahan, cinta akan dunia, membesarkan diri (bangga),  uzub dan kesepuluh adalah bab yang menjelaskan tentang riya

Untuk bab atau kitab yang ketiga kitab Penawar Hati ini terdiri sepuluh bab, sama dengan kitab kedua yaitu: bab tentang taubat, Khauf, zuhud, sabar, Syukur, Ikhlas, Tawakkal, cinta kepada Allah, ridha kepada qadha Allah dan bab kesepuluh adalah ingat kepada kematian

Lanjutan daftar isi kitab Penawar Bagi Hati (dokpri)
Lanjutan daftar isi kitab Penawar Bagi Hati (dokpri)

jadi mempelajari kitab Penawar Bagi Hati, jika diikuti secara rutin dan terus menerus maka pembaca atau jama'ah masjid raya Darussalam ini akan mendapatkan materi ilmu yang benjenjang dan terstruktur terkait dengan cara atau tata kelola manusia dalam menjaga hati, pola pikir dan jasad dari hal-hal yang dilarang atau diperintahkan oleh agama untuk keselamatan diri, keluarga dan orang lain

Tentu pengajaran ilmu agama seperti ini (ngaji beduduk) akan labih efektif dan mengena dihati para murid atau pemahaman jamaah, dibandingkan dengan metode ceramah yang lebih bersifat umum atau pengajian yang materi dan isi ceramahnya bersifat global dan tidak memakai kitab

"Ngaji beduduk" (Pengajian dengan membawa kitab, menyemak dengan seksama dan mendengarkan penjelasan dari sang guru) secara keilmuan lebih memiliki sanad dan pemahaman yang orisinal, sebab isi dan penjelasannya mengiringi atau mengikuti dari penjelasan guru-guru terdahulu sehingga terjaga dan menghindari dari "penyelewengan" pemahaman yang dikhawatirkan keluar dari pemahaman berasal dari nafsu

Semisal tentang bahasan sebagaimana pada judul artikel diatas adalah membahas kitab (bab pertama) pada fasal menyatakan perut, dalam pembahasannya menjelaskan bahwa kegunaan perut untuk sisi agama dan dunia.

Sisi agama adalah terserapnya sari pati makanan menjadi darah, berlanjut menjadi sari pati mani, dengan air mani ini akhirmya manusia bisa eksis keberadaannya. Semua dikarenkan perut yang menampung akan makanan dan berproses sebagaimana penjelasan diatas

Sisi dunia, adanya perut akan menyempurnakan kelezatan makan, minum, dan berjimak (setubuh) sebab ketiganya itu bisa terlaksana manakala kondisi perut dalam keadaan baik. Maka jagalah perut dari hal-hal yang haram ataupun syubhat, sehingga dapat menjauhkan dari siksa api neraka

Pada Kitab ini, selain menganjurkan untuk menjaga perut dari yang haram dan syubhat, juga mengajak untuk menghindari makan kenyang, walaupun makanan yang dimakan itu halal, (baca hal: 9 - 10) kitab Penawar Bagi Hati.

Sebab akibat dari makan walaupun makanan itu halal namun berlebih, bisa mengakitbatkan pada kerasnya hati, membawa pada kecendrungan untuk berbuat hal yang sia-sia, mengurangi kecerdasan dan kejahatan, malas ibadah, tidak mendapatkan nikmat ibadah, bisa terjerumus pada makanan yang haram atau syubhat.

Yang menarik dari kitab ini dalam setiap akhir pembahasan, pengarang kitab selalu menyertakan dalil tentang materi yang sedang dibahas. Misalkan tentang penjelasan perut dan celaan pada makan berlebih, maka dosertakan oleh pengarang sebuah hadist  Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu:

Sosok pengarang kitab Penawar bagi Hati (dokpri)
Sosok pengarang kitab Penawar bagi Hati (dokpri)

Orang beriman itu saat makan, dia makannya sedikit, sedangkan orang kafir saat makan dia makannya banyak. Maka cukuplah bagi anak adam (manusia) makan itu untuk mendirikan tulang belakang. Jika ingin juga lebih dari keperluan mendirikan tulang belakang, hendaknya perut dibagi tiga, sepertiga untuk makanan, air dan udara.

Demikian penjelasan sedikit terkait makna Kajung yang bersangatan dalam penjelasan yang disampaikan oleh Tn. Gr. Muhammad Rijani, pada kitab Penawar Bagi Hati karya Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Muthalib Al Indunisie al Mandaili

Jika pembaca berada diwilayah kota Palangka Raya, maka bisa hadir dan ikut pengajian tersebut pada setiap minggu malam (malam senin) di masjid raya Darussalam setelah sholat mahrib. Kegiatan diawali dengan sholat mahrib, sholat hajat dan pembacaan wirid Ratibul Hadad selanjutnya pembacan kitab

Foto akun fb yang selalu menyiarkan pengajian Gr. Muhammad Rijani secara life (dokpri)
Foto akun fb yang selalu menyiarkan pengajian Gr. Muhammad Rijani secara life (dokpri)

Bagi yang bermukim jauh dari kota Palangka Raya bisa mengikutinya secara online/life melalui facebook beliau yang dikelola oleh admin bernama "Majelis Ratib Attas Palangkaraya" dan pembaca akan bergbaung dengan ratusan atau ribuan jamaah online-nya beliau, dan secara legal akan tetap dianggap sebgaai santrinya Tn. Gr. Mihammad Rijani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun