Sesekali pengarang kitab Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Muthalib Al Indunisie al Mandaili juga mengutip beberapa referensi kitab-kitab tasawuf mu'tabarah karangan ulama-ulama terdahulu seperti kitab hikam karya Imam Al Ghazali atau yang lainnya
Kitab Penawar Bagi Hati, terdiri dari beberapa bab, yang oleh pengarang diistilahkan dengan Kitab, yaitu kitab pertama, kitab kedua dan kitab ketiga. Pada kitab pertama ada tuju fasal, yaitu fasal yang menjelaskan perihal mata, telinga, lidah, perut, faraj (kemaluan), dua tangan dan dua kaki
Kitab kedua terdiri dari sepulu bab, yaitu menjelaskan tentang luba (berlebihan) pada makanan, luba pada berkata-kata, marah, dengki, kikir dan sangat mencintai harta, cinta akan kemegahan, cinta akan dunia, membesarkan diri (bangga), Â uzub dan kesepuluh adalah bab yang menjelaskan tentang riya
Untuk bab atau kitab yang ketiga kitab Penawar Hati ini terdiri sepuluh bab, sama dengan kitab kedua yaitu: bab tentang taubat, Khauf, zuhud, sabar, Syukur, Ikhlas, Tawakkal, cinta kepada Allah, ridha kepada qadha Allah dan bab kesepuluh adalah ingat kepada kematian
jadi mempelajari kitab Penawar Bagi Hati, jika diikuti secara rutin dan terus menerus maka pembaca atau jama'ah masjid raya Darussalam ini akan mendapatkan materi ilmu yang benjenjang dan terstruktur terkait dengan cara atau tata kelola manusia dalam menjaga hati, pola pikir dan jasad dari hal-hal yang dilarang atau diperintahkan oleh agama untuk keselamatan diri, keluarga dan orang lain
Tentu pengajaran ilmu agama seperti ini (ngaji beduduk) akan labih efektif dan mengena dihati para murid atau pemahaman jamaah, dibandingkan dengan metode ceramah yang lebih bersifat umum atau pengajian yang materi dan isi ceramahnya bersifat global dan tidak memakai kitab
"Ngaji beduduk" (Pengajian dengan membawa kitab, menyemak dengan seksama dan mendengarkan penjelasan dari sang guru) secara keilmuan lebih memiliki sanad dan pemahaman yang orisinal, sebab isi dan penjelasannya mengiringi atau mengikuti dari penjelasan guru-guru terdahulu sehingga terjaga dan menghindari dari "penyelewengan" pemahaman yang dikhawatirkan keluar dari pemahaman berasal dari nafsu
Semisal tentang bahasan sebagaimana pada judul artikel diatas adalah membahas kitab (bab pertama) pada fasal menyatakan perut, dalam pembahasannya menjelaskan bahwa kegunaan perut untuk sisi agama dan dunia.
Sisi agama adalah terserapnya sari pati makanan menjadi darah, berlanjut menjadi sari pati mani, dengan air mani ini akhirmya manusia bisa eksis keberadaannya. Semua dikarenkan perut yang menampung akan makanan dan berproses sebagaimana penjelasan diatas