Ketiga, acuh dan tidak perhatian.
Saat armada bus yang membawa kami berangkat ke Lamandau melaksanakan kegiatan KKN, panitia memilih armada yang paling besar agar dalam 1 armada muat untuk 4 kelompok yang masing-masing berjumlah 10 peserta sehingga total 1 bussebanyak 40 peserta
Dengan jumlah peserta sebanyak itu, dapat diduga bahwa barang yang dibawa juga cukup banyak, maka bagasi bagian belakang, sisi kanan kiri juga harus digunakan untuk barang bawaan peserta, bahkan sebagian barang juga ada yang masuk ke dalam bus.
Khusus kali ini, penulis fokus pada poin ketiga yaitu acuh dan cuek. Sopir dan kernet dikatakan acuh dan cuek contohnya ketika diberitahu bahwa pintu bus di bagasi kuncinya sangat tipis dan rawan terbuka, hanya dijawab "...tidak apa-apa kami ini lawas begawi di bis, aman saja" Ucapya santai
Kalah argumen kami hanya berharap apa yang dikatakan sopir dan kernet armada bus bener dan tidak terjadi apa yang ditakutkan. Akhirnya Perjalanan terus berlanjut hingga sampai di Kota sampit untuk isi BBM di POM, pengisian bbm disini lumayan lama sebab selain mengisi bbm, ternyata sopir juga mengeluarkan BBM tadi ke jerigen dan ngisi ulang ke POM kembali, alasannya untuk bekal baliknya sebab solar di daerah kami sangat sulit didapat
Kesempatan ini kami pakai untuk buang air atau MCK, juga  digunakan untuk cek bagasi pintu belakang bus, ada terbuka atau tidak. Alhamdulillah hingga sampai di sampit barang bawaan di bagasi belakang bus aman dan pintu bagasi masih tetap tertutup
Selesai isi BBM, kami melanjutkan perjalanan ke Lamandau, jalan dari sampit ke lamandau awalnya lancar dan mulus, tidak banyak didapati jalanan berlubang atau bergelombang, hanya satu dua ditemui adanya jalanan yang sedikit rusak, sehingga tidak ada kekhawatiran pintu bagasi belakang terbuka disebabkan gonjangan atau lambungan bus saat berjalan diatas jalan rusak
Namun semua berubah drastis, espektasi keamanan barang bawaan mulai diraragukan, manakala bus sudah masuk ke simpang tiga muara rutu menuju Lamandau, jalanan disini cukup lebar sehingga bus dengan penumpang dan bawaan yang banyak bisa dipacu dengn kencang, 4 hingga 10 km tidak ada kendala sebab jalanan masih luas dan rata
namun setelah kurang lebih dari 10 km perjalanan dari muara rutu, sudah terdapat banyak didapati jalanan bergelombang, munculnya gundukan-gundukan besar di tengah jalan, yang mengakibat bus berjalan labil dan sering berguncang saar berada di jalan yang rusak
Bahkan dibeberapa kesempatan, ada beberapa kali peserta KKN tahun 2022 ini teriak histeris disebabkan adanya guncangan yang keras, terlebih mereka yang duduk dibagian kursi belakang bus, ada yang terlempar keatas saking kuatnya hentakan bus itu saat melewati jalan bergelumbang
Dan yang paling mengkhawatirkan, adalah barang-barang di bagasi belakang bus kalo-kalo pintunya bisa terbuka. Akhirnya yang kami khawatirkan sejak awal terjadi, yaitu pintu bagasi bagian belakang terbuka dan beberapa tas yang paling pinggir jatuh terlempar dari bagasi
Kejadian ini ketahuan saat bus yang kami tumpangi sampai di masjid Agung Kab. Lamandau, sebagai tujuan tempat transit dan kegiatan serah terima peserta KKN di Lamandau  dengan Pemda Kab Lamandau.