Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Piduduk (Lokal Wisdom) Masyarakat Banjar

12 Juli 2022   10:35 Diperbarui: 12 Juli 2022   18:00 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (Masjid Desa Murung Keramat) lokasi tempat nini viral

untuk ninik udai, piduduk yang disiapkan, jika berobat dengannya adalah: segantang fitrah beras, Nyiur (kelapa), gula habang (gula merah), gula pasir, pisang sesisir, hintalu itik (telur bebek),  jarum dan benang

barang-barang itulah yang disediakan oleh tamu yang akan berobat  atau (istilah banjar) betetamba dengan nini udai, Dan dalam proses betetamba dengan nini udai tidak ada  ongkos yang diberikan atau diminta dari nini udai selain piduduk tadi

maka wajar, jika sebagaian tokoh banjar menolak menyamakan piduduk dengan sesajen, terlebih nilai-nilai religius keislaman di masyarakat banjar cukup tinggi, tentunya percaya pada sesajen dikhawatirkan bisa masuk ke ranah "syirik".

Atas penjelasan diatas, tepatlah bahwa piduduk dimaknai sebagai prasarat atau "upah" sebab dalam proses betetamba sang nini tidak meminta ongkos atau upah dari yang berhajat, selain piduduk yang disaratkan dari awal

Ada lagi keunikan dari nini udai, yaitu tentang waktu dan hari pengobatan, jika umumnya para pekerja selalu memaksimalkan waktu dan hari kerjanya full dalam satu minggu, dan waktu bekerja kurang lebih 7 jam full, bahkan bahkan melebihi dadi 7 jam

Hal semacam ini, tidaklah berlaku dengan nini udai, yang menetapkan waktu betetamba itu disemua hari selain selasa dan jum'at, dengan waktu pengobatan sehabis subuh hingga jam 8 pagi, lewat dari waktu dan hari itu,  nini udai tidak bersedia memberikan tetamba

Inilah salah satu khazanah unik dari budaya lokal masyarakat suku banjar Kalimantan Selatan, yang tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal bernama piduduk. Dan saya bersama istri juga sempat mengikuti budaya tersebut, dengan membeli dan menyiapkan ragam piduduk sebagaimana yang disaratkan oleh nini udai

namun, karena jarak tempuh dan waktu yang sangat singkat, sesampai di lokasi atau rumah nini udai, jam di HP saya sudah menunjukkan posisi 07.55 menit, begitu sampai dan mengutarakan maksud serta tujuan kami, kami sudah tidak bisa ikit proses betetamba sebab sudah lewat dari jam 8 pagi

maka jika pembaca berharap atau berikhtiar mau berobat dengan nini udai, sementara lokasi domisilinya jauh dari kapuas, sebaiknya menginap dulu di kapuas untuk paginya baru ke tempat nini udai, sehingga secara waktu dapat antrian pertama dan mendapat kesempatan berobat sebelum jam 8 pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun