Mohon tunggu...
ABDUL HAFID
ABDUL HAFID Mohon Tunggu... Operator - Penulis

ambil yang baik, buang jauh-jauh yang buruk, ingatkan jikalau ada kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik di Tanah Palestina dan Nubuwwah Akhir Zaman

19 Mei 2021   19:42 Diperbarui: 19 Mei 2021   21:28 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis: Abdul Hafid

(Pesan kepada Saudara-Saudari Muslim Indonesia)

Tepat hari ini, terhitung sudah 10 hari semenjak Krisis Israel-Palestina 2021 memanas yang ditandai dengan terjadinya penyerangan Masjidil Aqsa secara brutal oleh Polisi Zionis Israel di tengah-tengah nuansa bulan Ramadhan. Konflik ini tentunya bukalah hal yang baru lagi buat kita. Mengingat tahun 2020 kemarin menjadi peringatan tepat Satu Abad sejak awal bermulanya konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung sejak tahun 1920.

Lantas mengapa hal ini menjadi penting buat kita umat Islam? Petunjuk jawabannya telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّ بِعْدَهُمَا كِتِابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ 

“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara; kalian tidak akan pernah tersesat selama perpegang teguh pada keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnah Nabi-Nya.” [HR. At-Thabrani].

Ya, jawabannya ada di dalam Al-Quran. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak anda untuk menelisik lebih jauh nubuat yang diwahyukan oleh Allah tentang konflik Israel-Palestina ini, dlam rangka menumbuhkan kesadaran bagaimana sikap yang perlu kita ambil sebagai umat Islam akhir zaman dalam menghadapi gejolak/fitnah akhir zaman yang akan segera menghampiri kita.

- Nubuwat Al-Quran dan Janji Allah akan Kehancuran Kaum Yahudi Israel

Al-Qur'an sebagai Book of Signs telah memberikan banyak petunjuk mengenai kejadian di akhir zaman, khususnya mengenai konflik yang saat ini terjadi di Palestina. 

Qur'an Surah Al-Isra disebut juga dengan Surah Bani Israil di zaman Nabi Muhammad, sebab surah ini lebih banyak mengandung kisah-kisah mengenai bani israil, sedangkan hanya ayat pertama saja yang membahas tentang perjalalanan (Isra') Nabi Muhammad SAW.

[Lihat Lanjutan di Halaman Berikut]

Nubuwat mengenai kebiadaban bangsa Israel telah diingatkan oleh Al-Qur'an dalam QS. Al-Isra ayat 4-5:

وَقَضَيۡنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَرَّتَيۡنِ وَلَتَعۡلُنَّ عُلُوًّ۬ا ڪَبِيرً۬ا (٤) فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ أُولَٮٰهُمَا بَعَثۡنَا عَلَيۡڪُمۡ عِبَادً۬ا لَّنَآ أُوْلِى بَأۡسٍ۬ شَدِيدٍ۬ فَجَاسُواْ خِلَـٰلَ ٱلدِّيَارِ‌ۚ وَكَانَ وَعۡدً۬ا مَّفۡعُولاً۬ (٥) 

Artinya: “Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman kejahatan yang pertama dari kejahatan itu, Kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al–Isra [17]: 4-5).

Jika dipandang berdasarkan catatan sejarah, bangsa Israel sejatinya tidak hanya mengalami kehancuran dua kali, namun berkali-kali. Bahkan hampir mengalami kepunahan oleh bangsa Romawi dan Babilon, jauh sebelum kedatangan islam dan ayat di atas diturunkan. Namun jika kita kaji dari kaidah Bahasa Arab, penggunaan kata tufsiduuna dan ta'lunna menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung atau akan datang yang dalam konteks bahasa arab disebut dengan fi'il mudhari. Artinya segala bentuk kejadian dalam sejarah yang disebutkan di atas yang dalam konteks bahasa arab disebut dengan fi'il madi, tidak termasuk dalam peristiwa yang dimaksud oleh Ayat di atas. Adapun penggunaan kata lam di kedua kata tadi memperkuat bahwa konteks fi'il mudhari yang dimaksud adalah kejadian yang akan datang (future action) bukan saat ini (present action). 

Salah satu dari kehancuran yang dimaksud, menurut pendapat para mufassir telah terjadi di masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Hal ini terjadi ketika bangsa yahudi merusak perjanjian yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dengan mereka, sehingga kaum muslimin yang ketika itu telah menjadi kekuatan besar mencari yahudi keluar masuk kampung hingga ke seluruh negeri bahkan melakukan pengusiran (Al-Hasyr) sebagaimana yang "diprediksikan" dalam QS. Al-Hasyr ayat 2:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَخۡرَجَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ مِن دِيَـٰرِهِمۡ لِأَوَّلِ ٱلۡحَشۡرِ‌ۚ مَا ظَنَنتُمۡ أَن يَخۡرُجُواْ‌ۖ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمۡ حُصُونُہُم مِّنَ ٱللَّهِ فَأَتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ مِنۡ حَيۡثُ لَمۡ يَحۡتَسِبُواْ‌ۖ وَقَذَفَ فِى قُلُوبِہِمُ ٱلرُّعۡبَ‌ۚ يُخۡرِبُونَ بُيُوتَہُم بِأَيۡدِيہِمۡ وَأَيۡدِى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ فَٱعۡتَبِرُواْ يَـٰٓأُوْلِى ٱلۡأَبۡصَـٰرِ

Artinya: “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari [siksaan] Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka [hukuman] dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah [kejadian itu] untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan”. (Q.S. Al–Hasyr: 2).

Dari kejadian kehancuran pertama tersebut maka terjadilah diaspora (penyebaran koloni) bangsa israel ke berbagai penjuru dunia.

Ayat berikutnya dalam surah Al-Isra menerangkan tentang proses terjadinya peristiwa kesombongan bani israil yang ke dua:

ثُمَّ رَدَدۡنَا لَكُمُ ٱلۡڪَرَّةَ عَلَيۡہِمۡ وَأَمۡدَدۡنَـٰكُم بِأَمۡوَٲلٍ۬ وَبَنِينَ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ أَڪۡثَرَ نَفِيرًا

Artinya: “Kemudian kami berikan giliran padamu untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar”. (Q.S. Al-Isra [17]: 6).

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan akan memberikan kesempatan kepada kaum Bani Israel untuk bangkit kembali dan mengalahkan "mereka". Adapun yang dimaksud Allah dengan kata alaihim (mereka) sangat berkaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu orang-orang muslimin yang mencari bangsa israel hingga ke pelosok negeri dan memberikan kehancuran bagi bangsa israel. Athof (kata sambung) yang digunakan dalam ayat tersebut adalah tsumma yang mengisyaratkan bahwa kejadian tersebut terjadi sesudah kejadian pada ayat sebelumnya (dalam jangka waktu yang cukup lama).

Firman allah dalam ayat di atas kini telah terbukti. Bangsa israel ini memiliki kekuatan besar hingga mereka mampu kembali menguasai tanah syam serta memiliki backup dan dukungan dari negara-negara seperti U.S, Perancis, mayoritas negara eropa, bahkan United Nations (PBB) melindungi mereka. Rumah-rumah warga sipil Palestina di ambil alih dengan paksa. Roket diluncurkan, Bom dilemparkan, tank dikirimkan. Bahkan, terakhir mereka mengusir secara paksa umat islam yang sedang beribadah di Masjidil Aqsa dengan melempari gas air mata serta melakukan penganiayaan terhadap jamaah yang sedang melaksanakan shalat tarawih. 

Dengan terjadinya kesombongan serta kerusakan yang ditimbulkan oleh bangsa yahudi israel, maka nubuwat dalam QS Al-Isra ayat 4 di atas, akan terjadi penaklukan dan penghancuran bangsa israel untuk yang kedua kalinya. Sesuai yang dijanjikan Allah dalam ayat berikutnya:

إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ‌ۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَا‌ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡأَخِرَةِ لِيَسُـۥۤـُٔواْ وُجُوهَڪُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ڪَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا

Artinya: “Jika kamu berbuat baik [berarti] kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi [kejahatan] yang kedua, [Kami datangkan orang-orang lain] untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (Q.S. Al Isra [17]: 7).

Ayat ini menerangkan tentang kepastian kehancuran bangsa Yahudi Israel untuk yang ke dua kalinya dan membinasakan bani israel dari muka bumi ini. Digambarkan pula bahwa kaum muslimin akan memasuki Masjidil Aqsa dan menaklukkan bani israil di Palestina sebagaimana penaklukan yang pertama. Ayat ini memiliki relevansi yang sangat erat dengan ayat sebelumnya, dimana Khalifah Umar berhasil menalukkan mereka pertama kali. Dalam artian, kekuatan Umat Islam Baru yang akan menaklukkan bani israil, sama besarnya dengan kekuatan Islam di masa kejayaan Khulafaurrasyidin.

- Kebangkitan Kaum Muslimin

Dalam sebuah hadits, Nabi memberikan jaminan bahwa akan selalu ada pejuang yang menegakkan agama Allah:

Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata:“Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.” 

Dalam hadits di atas, menurut para mufassir yang dimaksud dengan Syam sangat jelas adalah Palestina. Hal ini dikuatkan oleh hadist lainnya yang menyebutkan tentang baitul maqdis yang ada di palestina:

dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullahshalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” “Wahai Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?” tanya para sahabat. “Mereka berada di Baitul Maqdis dan pelataran Baitul Maqdis.”

Berdasarkan pengamatan pribadi penulis, akhir-akhir ini telah terjadi pertumbuhan kesadaran perjuangan Islam yang semakin besar. Mulai dari tingkatan masyarakat yang ditandai dengan maraknya demo dan aksi damai dalam upaya memberikan dukungan terhadap palestina dan mengecam tindak Zionis Yahudi Israel, hingga ke tingkatan pemimpin negara-negara salah satunya ditunjukkan oleh presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang aktif menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Hal ini terjadi karena semangat juang yang senantiasa melekat di jiwa orang-orang Palestina sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi di atas. Hal ini tentunya menjadi motivasi tersendiri buat umat islam di penjuru dunia, untuk mengembalikan kejayaan islam dan melawan penindasan yang dilakukan kaum zionis israel.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali Imran [3]: 139).

Dari semua nubuwat Al-Qur'an tentang Konflik Israel-Palestina yang telah dijelaskan di atas, dan secara jelas semuanya telah terbukti nyata terjadi, tinggal 1 tahap lagi yang akan dilalui oleh kaum muslimin, yakni perang akhir zaman.

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Artinya: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (H.R. Ahmad).

Kebangkitan Islam sudah di depan mata kita, kita tak pernah tau kapan datangnya. Yang pasti ia hanya akan terjadi manakala kaum Muslimin kembali bersatu dan saling menguatkan. Oleh karena itu, mari sama-sama kita persiapkan diri dengan mmemperkuat ukhuwah islamiya dan memperkokoh rasa kesadaran perjuangan.

Ditulis oleh: Abdul Hafid (Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun