Bekerja Dalam Islam merupakan salah satu bentuk Ibadah, dan sifat malas dapat dinilai sebagai perbuatan yang hina karena telah menyia-nyiakan potensi yang ada dalam setiap diri manusia. Tetapi setiap manusia dituntun untuk bijaksana dalam mengatur keseimbangan antara bekerja, beribadah dan beristirahat.Â
Setiap pekerjaan yang dilakukan harus diawali dengan niat penuh keikhlasan semata dan hanya mengharap ridho Allah swt,adapun hasil baik yang didapatkan akan terasa berkah jikapun belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan ke ikhlasan maka tentunya kita dapat memahami bahwa itu semua merupakan yang terbaik yang Allah berikan kepada kita.Â
Tentunya sebagai seorang muslim perlu membekali diri dengan memiliki sikap-sikap bekerja secara profesional, teliti, bertanggungjawab dan lainnya, sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Yang tidak kalah penting, bekerja merupakan bagian dari menjalankan amanah yang telah diberikan Allah kepada manusia selaku khalifah di muka bumi, agar tetap dapat menjaga eksistensinya dalam kehidupan di dunia ini.
Banyak firman yang membahas tentang kedudukan bekerja dalam Islam, diantaranya:
1. Al-Quran surat Al-Jumu'ah Ayat 10 :
Artinya:
"Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung."
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah selesai menunaikan ibadah salat Jumat, umat Islam dianjurkan untuk bertebaran di muka bumi dalam rangka berusaha mencari rezeki yang halal.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam ayat di atas, selain seruan untuk mencari rezeki ada penekanan untuk mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Ini mengandung makna bahwa dengan mengingat Allah swt diharapkan manusia dapat menghindarkan diri dari kecurangan, dan lain-lain.
2. Al-Quran surat Al-A'raf Ayat 10
" Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia telah menyediakan bumi ini untuk manusia tinggal di dalamnya, berdiam diri di atasnya, dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak cukup sampai disitu, Allah swt pun melengkapi bumiNya dengan berbagai bermacam fasilitas untuk dipergunakan sebaik-baiknya oleh manusia, diantaranya seperti: tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, baik yang halal untuk dikonsumsi maupun yang dilarang untuk dikonsumsi, udara yang gratis untuk manusia bernafas, lautan untuk disebrangi, air untuk manusia minum dan lain sebagainya.
3. Al-Quran surat Al-Qashash Ayat 77
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
Tafsir dari ayat di atas sebagai berikut:
Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni (mahdah) dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuat baiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H