Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan: "Peliharalah mulutmu agar tidak mendoakan seorang pun dari makhluk Allah sekalipun kamu dizalimi oleh orang tersebut. Pasrahkan serahkan urusannya masalah orang yang menzalimimu (kepada Allah). Cukup Allah yang menyelesaikannya."
8. Bercanda, mengejek, menghina.
Bercanda, mengejek, dan menghina orang. Peliharalah lidahmu baik dalam kondisi serius maupun canda karena ia bisa menjatuhkan kehormatan, menurunkan wibawa, membuat risau, dan menyakiti hati. Ia juga merupakan pangkal timbulnya murka dan marah serta dapat menanamkan benihbenih kedengkian di dalam hati. Oleh karena itu, jangan engkau bercanda dengan seseorang dan jika ada yang bercanda denganmu, jangan kau balas. Berpalinglah sampai mereka membicarakan hal lain. Semua itu merupakan cacat yang terdapat pada lidah. Yang perlu kau lakukan adalah mengasingkan diri atau senantiasa diam kecuali dalam keadaan darurat. diceritakan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. meletakan sebuah batu di mulutnya agar tidak berbicara keuali saat perlu saja. Beliau menunjuk lidahnya lalu berkata, "Inilah yang menjadi segala sumber bagiku. Kekanglah ia sekuat tenagamu, karena ia merupakan faktor utama yang membuatmu celaka di dunia dan akhirat."
Lalu menjadi pertanyaan, apakah dalam Islam bercanda itu dilarang sama sekali? Jawabannya Tidak. Dalam kitab Ihya Ulumuddin disebutkan Nabi saw pun sering bercanda terhadap orang sekitar.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar an-Nawawi mengatakan," guyon diperbolehkan selama tidak keterlaluan dan tidak terus-menerus. Karena guyon yang kelewat batas berpotensi menghabiskan waktu untuk menyakiti orang lain, mengakibatkan kedengkian, dan kewibawaan. Jika guyon sesekali dilakukan untuk kemaslahatan, membuat nyaman lawan bicara, tentu tidak ada larangan sama sekali. Bahkan malah seperti ini disunnahkan."
Tujuan dari diciptakannya lisan adalah agar dengan lisan tersebut seseorang memperbanyak berdzikir kepada Allah swt, membaca kitab suciNya, memberi petunjuk kepada manusia yang lainnya. Apabila engkau mempergunakannya bukan pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nikmat Allah Swt. Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang dilakukan oleh lidah. Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia tidak menjerumuskanmu ke dalam dasar neraka.
Rasulullah Saw bersabda: "Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan); Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah SWT memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka,"(HR Tirmidzi)."
Imam Ghazali mengatakan: "Meninggalkan kemaksiatan itu lebih sulit dari pada mengerjakan ketaatan. Melakukan ketaatan dapat dilakukan oleh setiap orang sedangkan meninggalkan kemaksiatan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang tergolong shiddiqun. Rasulullah saw bersabda: "orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala keburukan sedangkan orang yang berjihad adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsu."
Semoga Allah swt menjaga kita dari perbuatan-perbuatan buruk di atas yang dapat mengurangi bahkan menggugurkan pahala ibadah puasa kita dan semoga ibadah puasa kita, dan ibadah-ibadah yang lainnya di Bulan suci Ramadhan ini diterima oleh Allah swt. Amin!
Wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu