Mohon tunggu...
Abdul Barri
Abdul Barri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Masthuriyah Sukabumi

Seorang Introvet lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri sambil menulis, membaca, suka membuat konten seperti film pendek, suka jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Maksiat Lisan saat Berpuasa

9 April 2024   17:36 Diperbarui: 8 Mei 2024   06:33 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

artikel telah tayang pada Media Cetak Radar Sukabumi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, shalawat teriring salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Para pembaca yang dirahmati Allah swt. Suatu kenikmatan yang patut kita syukuri karena kita masih diberikan kesempatan oleh Allah swt bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini. Bulan mulia yang sangat dinantikan oleh umat Islam seluruh dunia karena dalam bulan ini amal ibadah kita dilipatgandakan pahalanya, pintu taubat dibuka selebar-lebarnya, bulan dimana saatnya kita mendekatkan diri kepada Allah swt dengan harapan semoga rahmat dan kasih sayangNya mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Maka seyogyanya mari kita maksimalkan bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak mengerjakan amal shaleh dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda: "Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan," (HR. Ahmad)."

Para pembaca yang dirahmati Allah swt. Puasa secara etimologi mengandung pengertian menahan diri dari segala sesuatu, baik yang dapat membatalkan maupun sesuatu yang dapat mengurangi bahkan mengugurkan pahala ibadah puasa. Ada yang banyak perbuatan yang dapat mengurangi bahkan menggugurkan pahala ibadah puasa kita salah satunya adalah maksiat lisan.

Puasa yang berkualitas tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, dalam Hadits riwayat Imam Nasa'I dan Ibnu Majah disebutkan: "berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar dan haus." Agar ibadah puasa kita tidak sia-sia (hanya menahan lapar dan haus) maka seyogyanya kita harus menjaga lisan kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Agama.

Syekh Izzuddin Ibnu Abdussalam dalam kitabnya, Maqashid ash-Shaum, menerangkan bahwa salah satu adab yang harus diperhatikan oleh orang yang berpuasa, antara lain:

Menjaga lisan dan anggota badan dari perkara yang bertentangan dengan syariat. Agar puasa tetap berkualitas, lisan seseorang harus dijaga dari ucapan-ucapan yang tidak baik seperti gibah, adu domba, menggunjing, dan sebagainya. Sementara anggota badan wajib dijauhkan dari perbuatan-perbuatan maksiat, misalnya mencuri, mencelakai, berhubungan suami istri di siang hari, dan lain-lain.

Dalam kitab bidayatul hidayah karangan hujjatul Islam terdapat bab tersendiri yang membahas tentang Maksiat Lisan. Adapun jenis-jenis maksiat lisan yang disebutkan dalam bidayatul hidayah adalah sebagai berikut;

1. Berdusta; Berdusta atau berbohong adalah salah bentuk maksiat lisan. Berdusta termasuk induk bosa besar. Jika seseorang dikenal sebagai seorang pendusta maka orang lain tidak akan percaya atas apa yang dikatakan. Imam Ghazali mengingatkan jika kita ingin mengetahui betapa busuknya perkataan dusta yang kita katakan, maka lihatlah perkataan dusta orang lain serta bagaimana kita membenci, meremehkan dan tidak menyukainya.

2. Mengingkari janji; Ingkar janji merupakan salah satu dari tanda-tanda munafiq. Rasulullah bersabda:
"Ada tiga hal yang jika ada diantara kalian yang jatuh ke dalamnya maka ia termasuk munafiq, walaupun ia puasa dan shalat. Yaitu: Jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun