Pertanyaan paling mendasar saat gua bertumbuh dewasa adalah: untuk apa gua diciptakan?
Allah telah memberi jawaban di dalam firman-Nya, di surat Az-Zariyat ayat 56. Bahwa Allah menciptakan gua untuk beribadah, mengabdi, menyembah kepada Allah.
Selazimnya seorang hamba atau budak, ia harus menuruti segala peraturan yang sudah tertulis. Dalam hal ini, Allah telah memberikan aturan main lewat Al-Quran dan hadits-hadits baginda Rasulullah.
Aturan main itu mesti dipelajari seorang hamba kepada Ulama (guru), berfungsi sebagai pedoman hidup. Perintah itu tertera pada sabda baginda Rasulullah, bahwa mempelajari ilmu itu "fardu (wajib)" bagi setiap muslim.
Cara untuk mengetahui aturan main tersebut adalah dengan belajar kepada seorang Guru yang memiliki kapasitas keilmuan, disebut juga dengan Ulama. Maka tidak heran jika Rasulullah bersabda bahwa Ulama adalah pewaris Nabi, dalam konteks sebagai Guru yang menjabarkan aturan main-Nya Allah.
Kita bisa ambil contoh aturan main yang paling dasar untuk seorang hamba adalah mendirikan sholat. Dalam firman Allah di Al-Quran sudah banyak yang memuat tentang perintah untuk "mendirikan sholat".
Perintah tersebut ditunjang dengan puluhan bahkan ratusan hadits atau sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang maksud dari sholat, hikmah dari sholat, keutamaan mengerjakan sholat, bahkan peringatan bagi yang tidak mengerjakan sholat.
Di dalam kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, misalnya. Keutamaan sholat salah tiganya adalah:
1. Ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah
2. Ibadah yang pertama kali dihisab ketika di akhirat.
3. Wasiat terakhir Rasulullah untuk umatnya.
Di dalam kitab Nasoihul Ibad, Bab 10, makalah ke-21, menerangkan tentang 10 hikmah sholat. Berdasarkan sabda Rasulullah:
"Sholat adalah tiang agama yang di dalamnya terkandung 10 hal:
1. Mencerahkan wajah
2. Menerangi hati
3. Menyehatkan badan
4. Memberi ketenangan di alam kubur
5. Menjadi sebab turunnya rahmat Allah
6. Kunci langitÂ
7. Memberatkan timbangan (hisab) amal baik saat di akhirat
8. Tempat rido-Nya Allah
9. Mendapat ganjaran surga
10. Pengahalang untuk masuk ke neraka
Siapa yang mendirikan sholat, maka ia telah mendirikan agama. Siapa yang tidak mengerjakan sholat, maka ia menghancurkan agama."
Dalam perspektif tasawuf, sholat merupakan bentuk rendah diri seorang hamba di hadapan Allah. Ketika ia tidak mau sholat, maka sama saja ia tidak mau merendahkan diri kepada Allah.
Dengan kata lain, seorang hamba atau budak merasa baik-baik saja ketika tidak menuruti aturan main Allah. Sifat seperti ini termasuk dalam kategori sifat congkak, sombong, takabur, karena enggan menuruti aturan main Allah. Dan Allah sangat benci terhadap mahluk yang memiliki sifat semacam ini.
Sifat semacam ini hanya dimiliki Iblis. Ketika Iblis enggan bersujud kepada nabi Adam, Iblis merasa dirinya adalah mahluk yang lebih baik dari Nabi Adam.
Maka pada saat itu juga Allah lempar Iblis dari surga ke neraka. Hanya saja, Allah memberi keleluasaan bagi Iblis untuk mengajak sebanyak-banyaknya keturunan Nabi Adam agar menemaninya di neraka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H