2. Siapa di pagi hari (maksudnya saat masuk waktu pagi) bersedih/resah/gelisah/mumet lantaran urusan dunia, maka sungguh di pagi itu dia sama saja marah terhadap Allah.
Penjelasan Imam Nawawi Banten tentang poin kedua dari hadits Rasulullah adalah bahwa siapa pun yang sedih/resah/gelisah/mumet terhadap urusan dunia, maka pada hakikatnya ia marah terhadap Allah. Karena, ia tidak rido terhadap qodo Allah, tidak bersabar atas ujian-Nya, dan tidak beriman (yakin) terhadap qodar-Nya. Karena sesungguhnya, apa pun yang terjadi di dunia adalah qodo & qodar Allah.
3. Siapa yang menghormati seseorang karena kekayaannya, sesugguhnya telah lenyap sepertiga agamanya.
Penjelasan Imam Nawawi Banten tentang poin ketiga dari hadits Rasulullah adalah, karena menurut anjuran syariat, penghormatan/pemuliaan terhadap manusia mendasar pada kesalehan dan keilmuannya, tanpa mendasar pada hartanya. Sesungguhnya orang yang memuliakan harta di atas segala-galanya, maka ia termasuk menghina ilmu dan kesalihan.
Guru saya menggaris bawahi pon tentang mengeluh. Mengeluh merupakan sifat dasar manusia, mungkin. Sulit bagi manusia untuk tidak mengeluh. Namun, guru saya memperbolehkan mengeluh dengan beberapa catatan.
Pertama, keluhan itu ditujukan hanya kepada orang-orang tertentu. Kata guru saya, hendaknya mengeluh tidak dilakukan secara serampangan. Misal, kita hanya menyampaikan keluhan hidup kepada orang-orang tertentu saja. Tidak semua orang harus tahu keluhan hidup kita. Agar keluhan kita terasa lebih elegan dan tak terlihat norak.
Kedua, niat saat mengeluh. Kata guru saya, mengeluh itu hendaknya diniatkan untuk mencari solusi. Bukan sekadar mengeluh tanpa arti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI