Imam Syafii berkata :Â "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan ditolak sia-sia." (Matan Zubad, karangan Syeikh Ibnu Ruslan, juz I, hlm 2).
Perkataan-perkataan ulama diatas dikategorikan sejalan dengan sabda Rasulullah SAW. Perbedaanya terletak pada kutipan ulama yang dapat menyederhanakan apa maksud dari hadits tersebut.Â
Maksud dari sabda nabi diatas dan perkataan ulama diatas lagi-lagi merupakan satu dari sekian banyak dalil yang menekankan betapa pentingnya mencari ilmu. Untuk dapat mengamalkan sesuatu atau untuk menjalan suatu ibadah, kita perlu mengetahui sebuah ilmu dari ibadah tersebut. Mulai dari hukum, syarat, dan tata caranya.
Syeikh Ibnu Mubarok seorang tabi'in berkata: "barang siapa yang merasa telah berilmu, maka pada saat itu juga ia bodoh". Perkataan ulama tersebut juga sejalan dengan hadits baginda Rasulullah SAW yang mewajibkan manusia untuk mencari ilmu sepanjang hayat.Â
Ketika seseorang telah merasa berilmu, maka sudah seharusnya ia semakin merasa bodoh, Karena secara tidak langsung seharusnya ia semakin menyadari bahwa masih banyak ilmu yang belum dipelajari, dan ilmu yang dimiliki sebelumnya ternyata belum cukup dan belum ada apa-apanya.Â
Perasaan yang demikian ini yang seharusnya ditanamkan oleh seseorang, dengan tidak pernah merasa pintar, tidak pernah merasa habis masa untuk mencari ilmu.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka terjawablah sudah pertanyaan yang ada dibenak gue tentang apa ilmu yang harus dicari.
 Jawabanya adalah ilmu apapun penting. Kita boleh mencari sesuai dengan passion masing masing. Karena apapun ilmunya pasti akan bermuara pada 3 elemen inti ilmu yaitu fiqih, tauhid,dan akhlaq tasawuf.Â
Namun, alangkah lebih bijak, kita sebagai muslim juga mempelajari ilmu tauhid, fiqih,dan akhlaq tasawuf itu sendiri, bukan hanya instrument-instrumenya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H