Mohon tunggu...
Abdulazisalka
Abdulazisalka Mohon Tunggu... Tutor - Tinggal di The Land of The Six Volcanoes . Katakan tidak pada Real Madrid.

Membacalah, Bertindaklah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Self-Diagnose, Fenomena Paling "Toxic" dan Berbahaya

15 Desember 2020   05:15 Diperbarui: 16 Desember 2020   08:42 5688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Olah Pribadi. Contoh respon orang-orang setelah melakukan self diagnose tanpa berkonsultasi ke ahli.

Misalnya, Anda mengalami suasana hati yang tidak enak. Berubah-ubah, lalu mood Anda kacau sekali. Kadang baik, kadang tidak enak. Lalu Anda melakukan diagnosa terhadap hal yang anda alami. Setelah berselancar di dunia maya, Anda menyimpulkan sedang mengalami manic-depressive.

Padahal, perubahan suasana hati dan perasaan juga bisa karena mood swings. Akhirnya penanganan yang Anda lakukan keliru. Justru bisa menambah penyakit baru lainnya karena penanganan yang tidak tepat.

Kedua,  merugikan diri sendiri dan orang lain
Anda yang melakukan self diagnose cenderung akan berakhir pada sebuah kesimpulan yang salah. Dengan kesimpulan yang salah, maka secara tidak langsung juga telah gagal dalam menentukan perlakuan dan penanganan terhadap masalah tersebut.

Orang lain yang dekat dengan kita juga akan terkena dampaknya. Mereka akan kesulitan mengerti apa sebenarnya penyakit tersebut dan perlakuan yang baik untuk mengobatinya. 

Bisa jadi juga, orang yang melakukan self diagnose menggunakan diagnosa abal-abalnya untuk membenarkan tindakan atau perilaku buruk yang ia lakukan. Orang lain dipaksa untuk menerima kondisinya atas hasil diagnosa yang belum tentu tepat.

Ketiga, menimbulkan kecemasan yang berlebihan
Ketika melakukan self diagnose dan mengambil kesimpulan sendiri secara sepihak, kecemasan akan hadir seiring diagnosis yang Anda tetapkan. Alih-alih mendapatkan perlakuan yang tepat, justru rasa cemas berlebihan akan menjadi sahabat dekat Anda.

Perasaan cemas ini juga menghadirkan rasa takut, sedih, dan paling besar dampaknya adalah menurunkan kepercayaan diri Anda. Akibat kecemasan yang berlebihan, nantinya Anda akan lebih tertutup dan tidak berkata sesuai fakta sebenarnya.

Dalam tingkatan atau level tertentu, rasa cemas ini juga bisa menyebabkan Anda terdorong untuk membeli obat atau melakukan cara-cara yang diyakini dapat mengobati gangguan kesehatan yang justru dapat membahayakan Anda dan orang lain.

Bagaimana supaya kita bisa terhindar dari self diagnose?

Adil dalam berpikir dan bertindak adalah kunci terhindar dari self diagnose. Sesederhana kita memahami bahwa untuk memperbaiki motor yang rusak butuh keahlian tertentu. Kalau kita tidak ahli, kita pergi ke bengkel untuk mencari mekanik yang bisa memperbaiki.

Evaluasi dan mencermati semua informasi yang Anda terima di Internet juga penting. Jangan sampai tanpa memperdalam informasi, Anda telah membenarkannya. Ingat, tak semua yang ada di Internet itu benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun