Dengan terus memantau perkembangan dan berpikir secara objektif, tentu kita akan lebih tenang dalam menghadapi perjalanan menuju vaksinasi ini.Â
Sebagai negara ke-4 terbesar di dunia, Indonesia pasti akan mengamankan dosis vaksin untuk warganya, sekaligus di saat yang sama juga mengembangkan teknologi kita sendiri.
***
Sebagai partisipan uji klinis vaksin Sinovac, saya ingin meluruskan tentang beberapa hal. Kita tahu, beberapa orang mengatakan vaksin ini cukup baik dan kurang baik.Â
Nah, keamanan dan efikasi vaksin itu dua hal berbeda, bahkan bisa berkebalikan. Keamanan tidak menimbulkan efek berbahaya. Sedangkan efikasi adalah keberhasilan dalam mencegah tubuh untuk tidak jatuh sakit saat terkena virus.
Vaksin Sinovac itu menggunakan inactivated virus (virus mati). Teknik ini sudah banyak digunakan dalam sejarah vaksin dunia. Karena virusnya sudah mati maka kita tidak beresiko terinfeksi virus yang ada divaksin tersebut. Jadi sebenarnya, metode Sinovac ini paling aman.
Lalu, untuk efek sampingnya dan efikasinya masih dalam proses uji klinis. Kita tunggu saja hasil uji klinis fase 3 yang sedang berproses. Semoga situasi lekas membaik dan seluruh lapisan masyarakat dapat tervaksinasi dengan baik.
Euforia akan datangnya vaksin mungkin saja terjadi. Tapi kita tak boleh lengah! 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (Tracing, Testing, Treatment) tidak boleh kendor. Semoga vaksinasi segera berhasil dan pandemi mampu diatasi dengan baik.
"Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan" Pramoedya Ananta Toer, dalam bukunya, This Earth of Mankind
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H