Hal ini tentu saya konfirmasi langsung kepada dosen pembimbing saya, "Bu mohon maaf, ini nanti saya cek plagiasi nya pakai apa ya? Apa prodi menyediakan layanan turnitin?".Â
Begini jawabannya,Â
"Aduh mas setahu saya prodi tidak menyediakan layanan turnitin, saya juga tidak tahu kampus apakah menyediakan atau tidak untuk mahasiswa. Di prodi kita juga tidak mewajibkan melakukan cek plagiasi, yang penting ada surat pernyataanya nanti di buat. Sebenarnya saya sudah vokal untuk mengusulkan cek plagiasi sebagai syarat kelulusan ke kaprodi, tapi belum ada tindak lanjut sampai sekarang. Mungkin beliau khawatir akan mempersulit mahasiswanya". Gimana? Masih percaya kalau skripsi yang sudah selesai sudah pasti baik? Angel oh angel
Sebagai calon lulusan PAI UIN Sunan Kalijaga saya sebenarnya agak sedikit malu, sebab dari rangkaian informasi tentang "dirty thesis" ini meruntuhkan semangat saya untuk mengerjakan skripsi dengan sebaik-baiknya. Mulai dari pemalsuan data, prosedural yang asal, hingga orisinalitas yang dipertanyakan adalah sebab-sebab dari rangkaian saya semakin malas mengerjakan skripsi. Sebenarnya saya juga tidak enak untuk membuka ini semua, saya khawatir dibilang "meludah di sumur tempat menimba air", tapi kalau tidak kita kritik bersama-bersama saya takut masa depan perguruan tinggi semakin suram.
Lebih parah lagi, meskipun saya jarang menemuinya karena memang sedikit yang mengakui, ada skripsi-skripsi yang selesai karena dijokikan. Bukan hanya dijokikan tulisannya, tapi dibrief juga untuk mempresentasikannya.Â
Sudah kaya di film-film lah pokoknya. Sangar betul. Dan sampai saat ini saya belum tahu apa konsekuensi kalau mereka ketahuan menjokikan skripsi nya. Apa gelarnya lantas bisa dicabut? Apa mereka dibiarkan untuk menggunakan gelar itu dan diam saja? Wallahua'alam.
Pada akhirnya kita tahu dan semakin sadar bahwa sampai hari ini skripsi-skripsi yang selesai itu belum tentu baik. Maka tujuan skripsi jangan direduksi pada cepat tidaknya penyelesaiannya. Namun esensi dan kebermanfaatan skripsi ini apa? Ets jangan deh kita bicara esensi dan kebermanfaatan, yang orisinil dan otentik aja udah jarang banget ditemuin semenjak kemunculan AI.Â
Tulisan ini sebenarnya saya maksudkan untuk menjadi himbauan kepada seluruh mahasiswa yang baru masuk atau sudah tua, tolong jangan tutup mata kalian, betapa banyak orang yang kalian ketahui lulus tapi kehilangan marwahnya.Â
Jadi tolong, berhentilah berkata skripsi yang baik adalah yang selesai. Kita tidak sedang balapan makan, ingat kalau anda calon dokter dan anda bodoh anda bisa membunuh orang, kalau anda arisitek dan anda bodoh anda bisa merobohkan bangunan, kalau anda guru dan anda bodoh, anda bisa mencelakakan peradaban.
Saya sebagai mahasiswa pendidikan tentu sekali lagi mengajak dan mengingatkan kepada anda para pembaca, siapapun, terkhusus rekan mahasiswa prodi PAI di UIN Sunan Kalijaga. Tolong yang serius dalam mengerjakan skripsi, juga kalau dalam bimbingan, jangan mau anda punya predikat lulus dan membawa gelar S.Pd tapi anda-anda ini hasil anak haram pendidikan.Â
Ibaratnya kaya mas Gibran, yang kata orang tempo belum lulus umurnya jadi wakil, eh bisa jadi wakil. Yang etikanya naik setelah bapaknya turun malah naik pas bapaknya jabat.Â