Akibatnya, pemerintah dan masyarakat juga harus berpikir untuk kemandirian bahan pokok makanannya. Tentu ini mendesak untuk kemudian memperluas sawah; kegiatan pertanian padi. Program berskala nasional yang sudah ditunjukkan oleh pemerintah ialah adanya proyek strategis Food Estate.
Proyek strategis food estate salah satunya diwujudkan dengan penanaman padi secara luas. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan pokok masyarakat terhadap nasi.Â
Padahal tahukah anda bahwa persawahan padi di Indonesia itu tidak ramah lingkungan? Ya benar, cara lazim mempraktikkan metode menggenangkan sawah untuk menekan pertumbuhan gulma ternyata dapat berkontribusi meningkatnya pemanasan global.Â
Dilansir dari media Internasional, Bloomberg, bahwa pertanian padi terbukti meningkatkan pemanasan global dalam jangka pendek. Bahkan Environmental Defence Fund (EDF) menyampaikan setara dengan 1.200 pembangkit listrik tenaga batu bara berukuran sedang.
Mengapa bisa demikian terjadi? Jawabannya adalah sebab praktik penggenangan sawah itu dapat memicu pembusukkan bahan organik di bawah air dan menghasilkan gas metana.Â
Gas metana sendiri merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat 25x daripada gas CO2 biasanya, meskipun cenderung bertahan dalam waktu yang lebih singkat di atmosfir.Â
Fakta lainnya adalah menanam padi di tengah kondisi banjir dapat menyebabkan 12% emisi metana global, gas yang diduga menyebabkan 1/4 pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.
Oleh karenanya, dalam rangka masa depan bumi yang dapat berkelanjutan, perlu diadakan penelitian dan pembaharuan metode penanaman padi agar tidak menimbulkan dampak kerusakan pada lingkungan.
Namun kini langkah kecil yang bisa diambil dan paling strategis adalah dengan mengurangi demand daripada produk-produk olahan beras itu sendiri termasuk nasi putih.Â
Sembari mengembangkan metode penanaman padi yang berbasis sustainablity, kita dapat melakukan tindakan kongkrit pengurangan konsumsi beras, sembari juga meredakan kenaikan harga beras yang tak berimbang.
Pada akhirnya, saya ingin mengatakan:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!