Mohon tunggu...
Abdul Afwu
Abdul Afwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemikir Lepas

Ini adalah sampah pikiran, saya membuang semuanya di sini. Umpanya itu bermanfaat bagi anda, ambil. Apabila mengganggu saya minta maaf, harap maklum ini sampah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

(RESENSI BUKU #2) Sering Sambat Soal Uang? Baca Buku The Psychology of Money

22 Agustus 2023   01:12 Diperbarui: 15 September 2023   02:04 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat saya mulai menabung dengan tujuan jangka pendek saya selalu merasa kembali miskin saat telah membelanjakannya. Dan saat saya menabung dengan tujuan jangka panjang, keinginan serta kebutuhan saya kerap berubah tiba-tiba di tengah jalan. Saya harus menggunakannya dan merasa begitu lelah mengejar tujuan-tujuan jangka panjang itu.

Tapi dengan menabung tanpa tujuan, saya merasa tak perlu cepat-cepat membelanjakannya, dan saat kebutuhan darurat tiba-tiba datang saya tetap bisa menggunakannya tanpa merasa berat. Menabung tanpa tujuan berarti mempersiapkan diri untuk masa depan yang selalu mengagetkan. Kalaupun saya memiliki tujuan, saya takkan pernah menghabiskan tabungan secara langsung. Cara kerja tabungan tidak untuk dihabiskan, ia sebagai bantalan untuk kebutuhan di masa mendatang.

BAHAGIA ADALAH SEDERHANA, TAK SELALU KAYA

Terkadang memang saya ini sedikit harus disadarkan dan mengenal kata cukup. Seperti makan yang tak kunjung henti maka ia akan menjadi menyakitkan. Seperti berolahraga tanpa istirahat maka ia akan menjadi menyakitkan. Hindarilah berlaku ekstrim, dan mulailah mengatakan cukup. Saya ini sudah terhipnotis dengan standart hidup yang berlebih dan konsumtif. Kaya dan kekayaan itu ternyata berbeda, kekayaan itu sesuatu yang tak dihabiskan, dan tak terlihat secara eksplisit.

Ketahuilah, bahwa uang itu dekat dengan perilaku dan karakter. Saat manusia kehilangan kesadaran dalam berperilaku saat itu pula sikap irasional terhadap uang muncul.

 Terkadang uang tak selalu tentang seberapa cerdas IQ seseorang, tak selalu tentang seberapa tinggi sekolahnya. Uang itu adalah kecerdasan bersikap dan berperilaku. 

Semakin sederhana dalam hidup semakin baik pula hubungan individu dengan uang. Sekali lagi, jangan mencari kebahagiaan melalui uang, kalau tidak ingin terjebak pada siklus yang melelahkan; Tidak Punya Uang-Bekerja Keras-Punya Uang-Bayar Tagihan-Habiskan Untuk Kesenangan-Tidak Punya Uang, dan begitu seterusnya.

GUNAKAN UANG UNTUK MENGAMBIL KENDALI ATAS WAKTU

Aset terbesar manusia adalah waktu. Manusia kerap bekerja untuk uang dan kehilangan kendali atas waktu. Saat hari tua tiba, semuanya terasa terlambat untuk disesali. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kata "cukup" memanglah penting untuk uang, bekerjalah secukupnya, hiduplah sederhana dan menabunglah, saat waktunya tiba gunakanlah uang itu untuk mengambil kendali atas waktu. Yakni tak lagi melakukan sesuatu untuk uang tapi untuk makna dan kebahagiaan.

Nasihat- nasihat di atas teramat sangat membekas dan saya memulai mencoba untuk hidup lebih optimis lagi. Setiap hari saya hapalkan nasihat-nasihat nya. Saya buat agar diri saya terngiang-ngiang dengan nasihat-nasihat tadi melebihi suaranya aldi taher saat menyanyikan lagu coldplay.

Kali ini saya sudah lebih dapat menerima dan tahu, berbekal dari kisah Ronald James Read yang ada di buku "The Psychology of Money", saya jadi optimis dan tenang. Waktunya saya akhiri dengan lirik lagu Tulus "Kita tak perlu terlalu banyak uang. Kita bahagia meski tak kemana-mana" uuuh, wiuw wiuuw.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun