Siswa SMA Negeri 1 Wiradesa atau yang dikenal juga SMA Pattimura kabupaten Pekalongan yang tergabung dalam Ekstrakurikuler ROHIS (Rohani Islam) mengadakan aksi nyata dengan menanam mangrove di muara pesisir desa Pecakaran kecamatan Wonokerto kabupaten Pekalongan. Aksi menanam mangrove ini dilaksakanan pada hari Sabtu 9 September 2023 yang merupakan rangkaian kegiatan Tadabur Alam ROHIS SMA N 1 Wiradesa.Â
Kegiatan ini mengusung tema menumbuhkan motivasi peserta didik untuk lebih mencintai lingkungan alam sekitar. Harapannya agar peserta didik menyadari pentingnya menjaga dan melindungi alam.
Menurut ROHIS SMA Negeri wiradesa, kegiatan ini bermanfaat meningkatkan pemahaman spiritual, kekagumaan terhadap kebesaran Allah, pengembangan diri serta kesadaran diri akan pentingnya melestarikan alam semesta yang indah ini.
Kegiatan Tadabur Alam ini juga dapat mendorong kesadaran akan pentingnya konservasi dan keberlanjutan lingkungan
Ingat, wilayah (kabupaten dan kota) Pekalongan dan kota-kota lainnya di pantai utara Jawa terancam tenggelam akibat peningkatan ketinggian air laut dan penurunan tanah. Termasuk kota Jakarta dan kota-kota pesisir lainnya di seluruh Indonesia.Â
 Peneliti geodesi dan geomatika ITB (Institute Teknologi  Bandung), dikutip dari BBC, Heri Andreas mengatakan bahwa ancaman tenggelam tidak hanya disebabkan peningkatan ketinggian air laut saja, akan tetapi lebih banyak dipengaruhi faktor penurunan muka air tanah yang antara lain disebabkan oleh ulah manusia.
Faktor penurunan tanah disebabkan oleh eksploitasi air tanah yang berlebih akibat bertumbuh pesatnya populasi dan infrastruktur dengan berat yang berlebih.
Selain ulah manusia, secara alami penurunan muka tanah disebabkan oleh konsolidasi atau terjadinya pemantapan tanah. Tanah yang terbentuk dari endapan pasir halus yang mengandung banyak air semakin lama semakin mengeras.Â
Wilayah Pekalongan termasuk wilayah yang mengalami penurunan tanah paling parah di pantura Jawa. Setiap tahunnya pesisir Pekalongan mengalami penurunan 1-20 cm. Pada 2018, 31% wilayah daratan Pekalongan telah tergenang air laut secara permanen.Â
Pesisir yang berada di kawasan yang lebih rendah dari permukaan air laut membuat daerah ini rawan bencana banjir rob (tidak flood)
Berdasarkan studi Climate Central, organisasi non pemerintah Amerika Serikat, garis pantai di wilayah Pekalongan pada tahun 2050 akan mundur sejauh 11 km ke arah pedalaman  ini berarti bahwa infrastruktur penting yang menjadi urat nadi perekonomian seperti jalan Nasional Pantura dan jalur kereta api rel ganda akan tenggelam. Bahkan air laut akan mencapai jalan tol Trans Jawa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H