Khazanah perguruan tinggi harus diramaikan dengan banyaknya penelitian, pengabdian, dan hal-hal bersifat akademis lainnya. Perguruan tinggi dikenal sebagai laboratorium pengembangan diri, tempat para akademisi mengasah kemampuan juga mengabdi kepada masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Adanya polemik penghapusan skripsi jangan sampai membuat masyarakat lupa terhadap problem yang lain. Kita hidup dalam negeri yang kacau, maka kejernihan pikiran sangat dibutuhkan guna menetralisasi atau menyelesaikan beban bangsa ini. Pemerintah bukanlah dewa yang segala titahnya wajib didengar dan dipatuhi. Pemerintah sebatas pelayan rakyat yang akan mengambil kebijakan berdasarkan kepentingan orang banyak. Sebagai rakyat, sudah menjadi tugas kita semua untuk mencermati polemik penghapusan skripsi dengan bijak. Segala pendapat haruslah didengar dan ditimbang kebenarannya. Puncak kebenaran selalu berada pada hati yang bersih.
Pemberitaan yang ramai oleh media massa tentang penghapusan skripsi berhasil menjadikannya sebagai “The News Maker”. Mari menunggu kabar selanjutnya.
NB: Sudah hampir 2 tahun artikel ini dibuat dan juga ini pernah terbit di Banjarmasin Post (salah satu media cetak di Kalimantan Selatan) edisi 9 Juni 2015. Tapi tak ada salahnya mengulang kembali apa yang pernah ditulis agar bisa dikenang suatu saat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H