Mohon tunggu...
Abdul Karim
Abdul Karim Mohon Tunggu... -

Abdul Karim adalah seorang makhluk tuhan yang tertarik dengan matematika,kesibukan sehari-hari mengajar matematika di sekolah menengah dan mengajar matematika di beberapa Perguruan Tinggi swasta di Banten. Selain itu, Abdul Karim juga masih aktif mengurusi MGMP Matematika SMP Kabupaten Lebak Wilayah Bina I, Banten dan saat ini menjabat sebagai ketua.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertanyaan Efektif Menumbuhkan Kemampuan Siswa Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif

4 September 2014   01:19 Diperbarui: 4 April 2017   16:47 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemampuan mengelola pembelajaran dikelas adalah suatu keharusan bagi guru. Salah satu faktor yang dapat mendukung mengarahkan siswa aktif berpikir dalam belajar matematika adalah dengan cara guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif.   Tujuan pembelajaran matematika disekolah salah satunya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.  Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita sebagai guru memfasilitasi siswa untuk menjadi pemikir (thinker) dan pemecah masalah (problem solver) yang lebih baik?  Jawabnya sederhana: Jadikan kelas matematika sebagai tempat bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir mereka.

 

Pengajaran keterampilan berfikir dilandasi dua filosofi.  Pertama harus ada materi atau pelajaran khusus tentang berfikir.  Kedua, mengintegrasikan kegiatan berfikir ke dalam setiap pembelajaran matematika.  Dengan demikian, keterampilan berfikir terutama berfikir tingkat tinggi harus dikembangkan dan menjadi bagian dari pelajaran matematika sehari-hari.  Dengan pendekatan ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu siswa menjadi problem solver yang lebih baik.  Untuk itu, guru harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berfikirnya.

 

Keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:  menghafal, dasar, kritis, dan kreatif. Menghafal adalah tingkat berfikir paling rendah.  Keterampilan ini hampir otomatis atau refleksif sifatnya.  Contoh dari keterampilan ini adalah sebutkan faktor prima dari 20?. Selanjutnya keterampilan berpikir tingkat dasar yang meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan dan pengurangan, termasuk aplikasinya dalam soal-soal.  Contoh dari konsep perkalian adalah mencari bunga tabungan sebesar 1 juta setelah 5 tahun bila bunga perbulan adalah 2%. Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi.  Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.  Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.  Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.

 

Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif.  Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.  Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.  Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.

 

Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis  dan berfikir kreatif)  yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.

 

Berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif. Pertanyaan yang efektif memiliki karakteristik sebagai berikut:

 

 

 

· Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.

 

· Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.

 

· Memungkinkan jawaban yang beragam.

 

· Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.

 

· Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa.

 

 

 

Beberapa contoh pertanyaa yang efektif yang dapat diterapkan di dalam Kelas:

 

 

 

1. Apakah 480 merupakan KPK dari 120 dan 160? Mengapa?

 

 

 

Alasannya:

 

Pertanyaan di atas dapat menuntut siswa untuk mengidentifikasi apakah 480 itu merupakan KPK dari 120 dan 160 dengan cara mencari KPK dari 120 dan 160. Pertanyaan yang disajikan seperti di atas akan menumbuhkan sikap berpikir kritis siswa sehingga siswa tidak hanya mengingat.

 

 

 

2. Jika a dan b merupakan dua bilangan yang memiliki KPK 120. Berapakah nilai a dan b? Jelaskan !

 

 

 

Alasannya:

 

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan open ended karena memiliki banyak penyelesaiaan, misallnya:

 

a = 60 dan b = 40

 

a = 40 dan b = 30

 

a = 40 dan b = 60

 

dan seterusnya

 

 

 

3. Ibu mempunyai 60 buah buku, jika buku tersebut akan dibagikan semuanya hingga habis ke sejumlah anak dan setiap anak memperoleh jumlah yang sama. Berapa orang anak yang memperoleh buku tersebut dan berapa buku yang diperoleh tiap anak?

 

Alasannya:

 

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan open ended karena memiliki banyak penyelesaiaan, misallnya:

 

1 anak, memperoleh 60 buku

 

2 anak, masing-masing 30 buku

 

3 anak, masing-masing 20 buku

 

4 anak, masing-masing 15 buku

 

5 anak, masing-masing 12 buku

 

6 anak, masing-masing 10 buku

 

10 anak, masing-masing 6 buku

 

12 anak, masing-masing 5 buku

 

15 anak, masing-masing 4 buku

 

20 buku, masing-masing 3 buku

 

30 buku, masing-masing 30 buku

 

60 anak, masing-masing 1 buku.

 

Dari jawaban diatas dapat, menguatkan kembali pengetahuan anak tentang konsep faktor dari suatu bilangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun