Titik pembicaraan ini sebetulnya bukan fitnah laki-laki ataupun perempuan. Akan tetapi kewaspadaan agar tidak lagi menjadi sumber fitnah baik untuk laki-laki dan perempuan. Dan tentunya tidak terbuai oleh godaan baik laki-laki ataupun perempuan.
Sebagaimana fitnah laki-laki bukan sedang menegaskan kebejatan laki-laki. Tetapi, itu tentang pentingnya kewaspadaan masing-masing, satu sama lain, agar tidak saling tergoda pada tindakan-tindakan nista, salah, dan buruk.
Dari bahasan ini mengajarkan kita untuk sentiasa menjadi orang yang waspada dalam segala hal terkait dengan fitnah. Karena fitnah bisa datang dari laki-laki maupun dari perempuan. Sebuah kewajaran dalam sebuah kehidupan.
Sebagai seorang perempuan pun haruslah menjadi orang yang tidak lagi menjadi fitnah dunia bagi orang lain. Tentunya dengan menjadikan perempuan yang seutuhnya dan sewajarnya dengan pedoman syariat Islam.
Akhir dari sini. Saya menyampaikan kutipan dari Ibnu Rusyd yang menyangkal pernyataan Plato tersebut bahwa perempuan bukan hanya makhluk yang pintar berdandan saja, melainkan juga mempunyai kemampuan berbicara yang baik dan kemampuan intelektual yang mumpuni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H