Mohon tunggu...
Bang Doel
Bang Doel Mohon Tunggu... Penulis tentang keperempuanan, pendidikan dan kaum marginal.

Laki-laki lulusan UIN sunan Gunung djati bandung yang berkecimpung di dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Forgiveness Treatment

5 Januari 2023   14:24 Diperbarui: 5 Januari 2023   15:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Al-quran sebuah kitab yang paling relevan di muka bumi ini memerintahkan banyak sekali perintah kepada hamba-hambanya itu. Perintah itu adalah perintah yang benar dan tentunya memiliki imbas yang baik kepada hambanya. Perintah itu salah satunya adalah untuk menjadi hamba yang pemaaf terhadap hamba yang lain. Karena setiap hamba memiliki sifat social yang tentuny di dalam interaksi bersosial itu ada sebuah kekeliruan entah disengaja ataupun secara tidak disengaja oleh kedua hamba yang berinteraksi itu.

Inilah kehidupan duni yang kadang kala ada peristiwa yang tak terduga serta tak dapat kita hindari. Terkadang peristiwa itu adalah kejadian buruk yang menyakitkan, sehingga luka dalam hati seseorang melekat. Sebagai manusia yang mendapat fitrah berupa akal dan perasaan, seringkali kita kesulitan memahami indahnya saling memaafkan. Apalagi untuk bisa move on atau berdamai dengan peristiwa tersebut.

Hal seperti ini jika terus kita biarkan saja tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik orang tersebut. Maka dalam hal ini Al-Qur'an menawarkan sebuah solusi, yaitu dengan anjuran memaafkan kesalahan atau yang dalam dunia psikologi lebih kita kenal dengan Forgiveness Treatment.

Perintah dan Term Memaafkan Dalam Al-Qur'an

Maaf dan memaafkan merupakan kata yang yang paling sering kita temukan dan banyak sekali penyebutannya di Al-Qur'an. Setidaknya kata maaf tidak kurang dari 200 kali dalam Al-Qur'an disebutkan. Akan tetapi dari sekian banyak kata maaf itu, tidak satupun yang memerintahkan untuk meminta maaf. Justru yang ada adalah anjuran untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Beberapa ayat lain yang menyebutkan secara langsung perintah untuk memaafkan terdapat dalam QS. Ali Imran : 134, At-Taghabun: 14, Al-A'raf: 199, Al-Maidah: 13, Al-Jatsiyah : 14, serta QS. Asy-Syura ayat 37, 40 dan 43. Al-Qur'an redaksi dan bentuk kata menggunakan beragam macam dalam menyebutkan kata maaf. Secara garis besar terdapat tiga term utama yang digunakan Al-Qur'an untuk menyebutkan kata maaf. Yaitu lafadz "afw", "Shaf" dan" "ghafara."

Pada kata "afw" berarti memberi maaf atau menghapus. Artian memaafkan ini digunkan oleh orang yang berbuat salah dan menghapuskan luka hati sehingga tidak ada lagi niatan untuk membalas dendam. Sementara kata "shaf" berarti lapang dan lembaran baru. Yang merupakan kelanjutan dari proses ''afw". Yang dimana seseorang yang sudah memaafkan kesalahan akan berlapang dada dan mampu membuka lembaran baru dalam hidupnya.

Adapun ghafara yang berarti menutup. Yaitu menutupi kesalahan yang ada sehingga ia tidak lagi terkena hukuman yang sehaarusnya didapatkannya. Oleh karena itu, kata "ghafara" kadangkala  dikaitkan dengan sifat Al-Ghaffar yang Allah miliki. Yaitu Maha Pengampun atas kesalahan hambanya, sehingga Allah tidak jadi meng-azabnya. Kata ghafara adalah yang paling banyak Al-Qur'an sebutkan. Kata tersebut disebutkan hingga 232 kali dalam 58 Surat. Memang ketiga term atau penyebutan tersebut memiliki kata dasar dan arti yang berbeda. Namun semuanya memiliki kesamaan makna untuk memaafkan.

Keindahan dari saling Memaafkan Dalam Al-Qur'an

Pada Al-Qur'an yang menjadi kitab penyempurna dari kitab sebelumnya itu kita dianjurkan untuk memaafkan kesalahan orang lain dengan atau tanpa adanya permintaan maaf dari orang yang bersangkutan. Dalam berbagai ayat dan konteks yang berbeda Al-Qur'an selalu menekankan sifat pemaaf kepada umat Islam. Contohnya sikap sebagai seorang pemimpin ketika menghadapi kesalahan dari anggotanya.

Anjuran itu dianjurkan untuk kita  agar bersikap lemah lembut, berlapang dada serta memaafkan kesalahan mereka ( QS. Ali Imran: 159). Atau ketika menghadapi orang-orang yang kerap kali melanggar janji dan menghianati kita, Al-Qur'an juga memerintahkan kita untuk memaafkan dan membiarkan mereka (QS. Al-Maidah: 13). Ada juga perintah untuk memaafkan kesalahan keluarga terdekat kita (QS. At-Taghabun: 14)

Bukan hanya itu, dalam beberapa ayat yang lain, perintah dan anjuran memaafkan juga disandingkan dengan asma Allah Al-Afuw (Maha Pemaaf) dan Al-Ghaffar (Maha Pengampun). Hal ini bertujuan agar manusia mampu meneladani sifat Allah tersebut. Jika Allah saja sebagai Tuhan semesta Allah berkenan memaafkan kesalahan dan mengampuni dosa hambaya yang sebegitu banyaknya itu, maka pantaskah kita sebagai hamba Allah bersikapa keras hati dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain?

Memaafkan kesalahan orang lain pada dasarnya bukan berarti membuat kita harus selalu mengalah saat ada orang yang menyakiti atau berbuat zalim kepada kita. Al-Qur'an juga memberi kesempatan bagi umat Islam untuk memperjuangkan keadilan secara hukum dengan cara menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan orang lain (qishash).

Hal ini dijelaskan juga dalam QS. Al-Baqarah ayat 178 dan QS. Al-Maidah ayat 45. Dalam QS. Asy-Syu'ara ayat 40 juga dijelaskan kebolehan membalas kejahatan yang menimpa hamba itu. Namun lagi-lagi kebayakan di penghujung ayat Al-Qur'an kembali menekankan anjuran untuk memaafkan.

Hal tersebut memberikan kita pilihan agar untuk tetap menuntut balas secara hukum atau memilih memaafkan kesalahan pelaku. Namun Al-Qur'an telah menekankan bahwa memaafkan adalah jalan yang terbaik. Bahkan dalam QS. Al-Maidah ayat 45 Allah memberi reward yang luar biasa kepada orang yang mau melepaskan hak qishasnya (memaafkan) sebagai penebus dosa untuk dirinya. 

Dalam QS. Asy-Syu'ara ayat 40 juga dijanjikan pahala bagi orang yang tidak membalas kejahatan orang lain. Beberapa ayat tersebut menunjukan betapa indah dan halusnya tuntunan dalam Al-Qur'an untuk menanamkan sikap pemaaf kepada umat Islam.

Urgensi Saling Memaafkan

Banyaknya kata maaf yang terdapat pada Al-Qur'an, menunjukkan pentingnya saling memaafkan dalam kehidupan manusia. Memaafkan menjadi hal yang sangat penting karena dengan kita memaafkan maka kita dapat terhindar dari sifat dendam ataupun kebencian terhadap orang lain. Menghindari kedua sifat ini akan menjauhkan manusia dari konflik terhadap sesama dan mampu menciptakan kedamaian dalam segala aspek kehidupan.

Selain itu, menjadi hamba yang pemaaf juga memiliki banyak manfaat diantaranya adalah membuat hidup dan kehidupan kita menjadi lebih tenang. Orang yang memiliki sikap pemaaf tentu merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupannya. Karena ia seakan telah melepaskan segala sesuatu yang diangganya sebagai sebuah beban hidup. Ia tidak lagi terbelenggu dengan rasa dendam ataupun terbebani akibat rasa sakit dari kesalahan orang lain terhadap dirinya itu. Dengan memaafkan luka dalam hatinya juga akan lebih mudah tersembuhkan. Sebab dengan memberi maaf akan membuat kita lebih ikhlas atas segala sesuatu yang terjadi.

Menjadi hamba yang pemaaf juga akan membuat seseorang lebih fokus kepada hal-hal positif. Karena ketika kita belum bisa menjadi hamba yang mampu memaafkan kesalahan orang lain, kita akan terus fokus kepada kesalahan orang tersebut, terus, terus dan terus. Hal itu membuat kita hanya memikirkan hal-hal negative saja dalam menjalani kehidupan. Sehingga pada akhirnya membuat kita sulit untuk berkembang. Alih-alih terus berpikir negatif terhadap kesalahan orang lain. Lebih baik kita memaafkan dan memulai lembaran baru serta fokus kepada hal-hal positif yang menjadikan kebermanfaatan untuk masa depan.

Hal terpenting adalah bahwa menjadi pemaaf akan menjauhkan kita dari sifat pendendam dan pendengki. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dendam merupakan pemicu dari segala konflik yang akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan manusia.

Orang yang menyimpan dendam juga hanya akan menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk membalas dendam. Hal ini sangat berpotensi mengakibatkan depresi dan stres pada pelaku. Oleh karena itu, memaafkan dapat kita katakan sebagai terapi untuk menyembuhkan luka hati serta menghindari stres dan depresi.

Forgiveness Treatment

Sebuah penelitian yang pernah dilakukna oleh para peneliti menunjukan bahwa 70% penyakit dalam penyebabnya oleh perasaan negatif yang mengendap dalam pikiran seseorang. Maka dari itu, memaafkan menjadi sebuah cara paling ampuh untuk dapat melepaskan seluruh emosi, kebencian ataupun rasa sakit yang muncul karena seseorang maupun keadaan.

Memaafkan memiliki tujuan untuk menghilangkan dan membuang segala prisai negatif pada diri kita. Karena perasaan negatif akibat kesalahan di masa lalu atau dendam kepada seseorang hanya akan membuat kita terbelenggu dalam perasaan emosi yang tidak ada habisnya.

Ibarat menggenggam pecahan kaca di telapak tangan, semakin lama dan erat kita menyimpanya, maka akan semakin membuat tangan kita terluka. Sama halnya dengan perasaan negatif tersebut, semakin lama menyimpanya justru akan semakin terasa sakit. Maka yang perlu kita lakukan hanyalah melepasnya.

Forgiveness treatment atau terapi memaafkan, tidak bertujuan untuk membuat seseorang melupakan kesalahan atau kejadian yang pernah menyakiti diri dia. Melainkan bertujuan untuk membantunya berdamai dengan keadaan. Seseorang bisa saja tetap mengingat kesalahan dan kejadian yang menyakitkan. Namun hal itu tidak lagi menjadi masalah bagi dia. Dia akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang biasa terjadi dalam kehidupan.

Forgiveness treatment akan mampu membebaskan kita dari semua perasaan yang membelengu diri, sehingga membuat kita merasa lebih nyaman dan tentram. Tidak ada lagi rasa takut atau marah kala berjumpa. Kita bisa menerima apapun yang terjadi sebelumnya. Semua itu telah berlalu, dan tidak ada lagi perasaan mengganjal yang mengganggu kehidupan kita saat ini

Tips Agar lebih Mudah Memaafkan

Kendatipun telah mengetahui berbagai manfaat dan keutamaan menjadi hamba yang pemaaf, mungkin bagi beberapa orang memaafkan kesalahan orang lain bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi jika kesalahan itu terlalu fatal dan menyebabkan traumatis bagi korbannya. Namun beberapa hal berikut mungkin dapat kita coba untuk mempermudah kita memaafkan kesalahan orang lain, serta melatih diri menjadi pribadi pemaaf.

Yang pertama dan paling penting dari memaafkan adalah mampu menghapus kebencian dan rasa dendam pada orang yang menyakiti kita. Mungkin ini yang paling sulit, namun hal inilah yang memang harus kita lakukan pertama kali dan secara berkala. Cara apapun tidak akan berhasil, selagi kita masih menyimpan dendam dan kebencian pada mereka.

Yang kedua adalah membuka rasa empati. Tanamkan sebuah mindset dalam pikiran kita bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Saat ini mungkin ada orang yang menyakiti kita, bukan tidak mungkin suatu saat kita juga akan menyakiti orang lain. Hal tersebut merupakan suatu keniscayaan, karena manusia tidak pernah luput dari sebuah kesalahan. Dengan membuka empati serta menanamkan mindset tersebut, akan membantu kita memaafkan kesalahan orang lain.

Yang terakhir adalah sebisa mungkin jangan mengingat-ingat kesalahan orang yang menyakiti kita. Sebagai gantinya adalah ingatlah kebaikan-kebaikan atau moment-moment indah bersamanya. Hal tersebut juga akan mampu memudahkan kita dalam memaafkan, sekaligus berpotensi membangun kembali hubungan baik dengan orang yang menyakiti kita. []

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun