Di sebuah california pernah ditemukan pohonya yang sudah berumur kurang lebih 800 tahun, pohon itu disebut dengan pohon redwood atau disebut dengan namahyperion. Phon yang menjulang tingginya hampir 116 meter itu jauh melebihi puncak statue of liberty. Pohon yang terlindungi di pantai California itu disebut-sebut pohon yang paling jangkung yang pernah dimiliki bumi ini, hal ini menjadi hal yang lumrah jika ada pelangang bahwa mahluk lain dilarang mendekatinya. Mungkin takut pohon itu jatuh dan menimpai mahluk yang ada dibawahnya hehehe, walupun dengan tubuhnya pohon itu pun sudah menindas pohon yang lain.
Emmanuel Levinas dalam carnets de captivite pernah mengartikan atau menganalogikan sesuatu dengan pohon. Katanya "pohon--- adalah wujud vertical yang paling angkuh di alam yang hidup"
Jika sebagai orang yang awam mengenai wawasan yang dimiliki Emmanuel Levinas apalgai tak pernah mengenal dan membaca tulisan-tulisan dia. Maka kalimat "pohon--- adalah wujud vertical yang paling angkuh di alam yang hidup" memiliki nilai yang ambiguitas. Yang penulis tau dair immanul Levinas itu adalah bahwa dia -merupakkan penggemar sikap ethis yang memuliakan liyan- tak menyukai manusia yang hanya merawat, mementingkan "aku, aku dan aku"
Lebih dalam, Immanuel Levinas merumsukan rumusan yang amat tajam menukik orang-orang, katanya "apa arti individu itu kalau bukan perampas?"
Hahaha... bagaimana? Sudah tertusuk hatinya oleh kata-kata filsuf yang satu ini.
Oke. Coba tanyakan pada dirimu apa benar "aku adalah orang yang hanya mementingkan aku, aku dan aku. Hingga aku memiliki sifat ke-aku-an yang melekat?"
Atau mungkin memprtanyakan pada diri dengan pertanyaan "yakiiinnn... aku bukanlah seorang perampas?"
Tak perlu dijawab. Kita lanjutkan dulu bacaannya
Pohon. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dikenal meemiliki interaksi antar tanaman yang lain yang disebut dengan "alelopati" berasal dari Bahasa Yunani "allilon" yang artinya "saling melukai". Gua tidak akan membahas ilmu tumbuh-tumbuhan atau biologi, jadi pembahasan mengenai itu sampai disini saja. Kita lanjutkan ke pembahasan judul itu.
Aku aku dan aku, hanya aku.
Pada dasarnya tulisan ini sebagai pengingat bahwa, bukan mahluk lain yang memiliki keangkuhan itu. Justru mahluk yang diutus oleh Allah untuk bisa menjadi khalifah dimuka bumi ini, yaps benar. Siapa lagi kalau bukan kita. Manusia merupakkan mahluk yang memiliki keangkuhan yang dominan dibandingkan manusia lain.
Masih ingat dengan kisah yang fonumental yang pernah terjadi dimuka bumi ini. Dua orang bersaudara yang saling bunuh membunuh hanya karena masalah sepele "perempuan", habil dan kobil.
Maka, mari kita renungkan kembali dan penjarakan rasa keangkuhan itu dengan penjara yang tak bisa dibuka lagi. Sehingga wujud "Aku dan sifat ke-aku-an" itu sirna. Ya, setidaknya kitab isa mengontrol sifat keangkuhan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H