Catatan yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam peringatan Maulid Nabi hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dengan konsep membaca, memahami, kemudian benar-benar meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak ada candaan yang berlebihan ketika proses pembacaan Maulid berlangsung.Â
Dan juga penting untuk diperhatikan hendaknya diadakan kajian rutin dan kontinyu tentang terjemah dan tafsir kitab Maulid yang dibaca, baik Al-Barjanzy, Simtuthduror, atau yang lainnya. Karena teks-teks itu akan menjadi hal yang kosong jika kita tidak mampu memahami artinya untuk diteladani.
Akhirnya, ketika umat di luar Islam sudah terbang melayang menjelajahi antariksa dan menemukan teknologi digital modern, umat Islam masih berkutat dengan perdebatan khilafiyah yang memperuncing permusuhan umat. Di momen Maulid Nabi 1439 H/ 2017 M ini semoga menjadi wahana berefleksi diri untuk menjadi pribadi yang baik mulai dari diri sendiri, kemudian mengkampanyekan kepada teman dan rekan untuk membawa panji Islam yang toleran dan ramah. Sehingga Islam diterima sebagai pembawa perdamaian bagi dunia. Amiin.
"Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H