Mohon tunggu...
Abdul Ghofur
Abdul Ghofur Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penelusur jalan kehidupan, masih mencari makna dan hakikat hidup yang sejati.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gadget Ramah Anak, Mengapa Tidak?

14 November 2017   10:33 Diperbarui: 15 November 2017   08:25 2598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget in hand (http://www.gadgetsandtech.net/)

     Sebuah keniscayaan bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi selalu diiringi dengan efek samping dari proses perkembangan tersebut. Gadget sebagai perkembangan teknologi mutakhir tak pelak tentu memiliki konsekuensi negatif bila dikaitkan dengan proses tumbuh kembang anak. Namun, yang menjadi poin terpenting dari kemajuan teknologi ialah bagaimana manusia mampu mengambil manfaat yang sebesar-besarnya, dan meminimalkan dampak negatifnya. Termasuk dalam hal pemanfaataan gadget bagi anak, perlu digagas bagaimana gadget tersebut mampu memberikan andil dalam tumbuh kembang dan peningkatan kemampuan dan keterampilan anak.

     Eunike Iona Saptanti seperti dilansir nationalgeographic.co.id. menyarankan jika memiliki smartphone atau tab lama dan berniat memberikannya sebagai salah satu mainan anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar gadget tersebut aman bagi anak adalah: 1) tegaskan aturan, sebelum memberikan gadget untuk anak, ajak untuk berdiskusi tentang beberapa aturan penting. Misalnya, ajari anak supaya tidak melihat layar LCD terlalu dekat, aplikasi yang bisa mereka gunakan, dan lainnya, 2) unduh tema kartun, cobalah install Go Launcher EX dan pilih tema kartun untuk mengubah tampilan ponsel android menjadi menarik. Selain itu, ubah ikon dan font menjadi lebih besar, supaya aman untuk mata anak, 3) kunci beberapa aplikasi, beberapa aplikasi kurang aman jika diakses anak, seperti internet, email, dan lainnya. Sebagai solusi bisa mengunduh App Lock untuk mengunci beberapa aplikasi yang kurang aman. App Lock memungkinkan untuk memilih aplikasi mana saja yang ingin dikunci, 4) mengatur filter pada Google Play, agar anak terhindar dari permainan yang memiliki konten dewasa dan kekerasan, aktifkan menu filter dengan cara: klik menu, lalu pilih setting, kemudian aktifkan menu content filter, 5) jangan berikan akses terhadap sosial media, anak di bawah umur sebaiknya tidak diberikan akses untuk sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya. Selain berbahaya, anak di bawah umur belum memahami etika dalam bersosial media. 

     Sedikit berbeda dengan Eunike, Nunu Halimi mengutip pada acerid.com memaparkan bahwa untuk memaksimalkan pengawasan anak saat bermain dengan gadget-nya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) menjadikan akun email pribadi orang tua sebagai akun utama anak-anak, sehingga semua kegiatan internet anak langsung terintegrasi dan terpantau di akun email orang tua, 2) untuk aplikasi sosial media, hanya ijinkan anak berteman dan mem-follow teman yang sebaya, 3) membuat peraturan No Gadget mulai bakda maghrib sampai jam sembilan malam. Ini adalah prime-time efektif anak untuk belajar, 4) untuk anak usia SD atau TK sebaiknya dibatasi anak bermain gadget tidak lebih dari dua jam per hari, 5) orang tua harus menjadi teladan dengan tidak menunjukkan intensitas tinggi dalam memakai gadget, 6) Jangan memarahi anak-anak membabi buta saat mengetahui mereka terpapar konten negatif di dunia maya. Sebaiknya beri pendampingan, pengarahan, dan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh bahasa anak.

     Berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan penulis pada tanggal 15 September 2017 kepada beberapa orang tua dapat disimpulkan beberapa langkah yang dapat diambil agar penggunaan gadget ramah bagi anak antara lain: 1) penggunaan gadget sebaiknya diminimalisir pada anak, bila memang diperlukan berikan secara baik dan bijak, 2) mengaktifkan layanan proteksi pada gadget, sehingga anak tidak terpapar dari konten yang negatif dan tidak aman, 3) isi gadget dengan konten berupa aplikasi atau permainan yang mendukung tumbuh kembang anak, seperti tebak warna, belajar alfabet, tebak gambar, dan lainnya, 4) menghindari akses media sosial bagi anak, seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya, karena anak belum paham etika bermedsos dan banyak efek tidak baiknya, dan 5) memberikan pendampingan, pembatasan, dan pengawasan penggunaan gadget bagi anak, sesuaikan intensitas penggunaan gadget dengan kebutuhan anak.

     Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan gadget yang ramah anak sangat bergantung kepada peran orang tua dalam memberikan pendampingan dan pengawasan. Sebagai produk kemajuan zaman, gadget menjadi salah satu sarana untuk menunjang dan memfasilitasi tumbuh kembang anak di era digital. Maka sebuah kemunduran berpikir apabila menolak penggunaan gadget secara mutlak bagi anak. Oleh karena itu orang tua, pendidik, lembaga pemerintah, dan masyarakat pada umumnya hendaknya bersinergi menjadi pelopor dan promotor penggunaan gadget yang ramah anak, sehingga pada akhirnya sebagai wujud andil dalam menjalankan amanat Undang-undang, yaitu turut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun