Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Tarwiyah Tidak Difasilitasi Pemerintah? Catatan Perjalanan Haji 2024 (Bagian 9)

7 Oktober 2024   14:10 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:38 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari H keberangkatan, melalui group WA pihak maktab memandu kapan jamaah dari masing-masing rombongan diberangkatkan. Para ketua rombongan memantau group WA dengan seksama agar tidak ketinggalan informasi. Sekitar pukul 14.00 WAS tanggal 7 Dzulhijjah muncullah info bahwa rombongan saya diminta bersiap-siap dengan pakaian ihram dan barang-barang bawaan. Tetapi jamaah tidak boleh turun ke lobby hotel hingga ada komando dari maktab. Kami pun dengan penuh semangat menyiapkan diri. Akan tetapi saat waktu yang ditunggu tiba, belum ada perintah pergerakan jamaah. Bahkan hingga dua jam sesudahnya, komando yang ditunggu belum kunjung datang. Di group WA para karom mengadukan kegelisaahan jamaah yang menunggu ketidakpastian. Pihak maktab menjawab dengan meminta jamaah bersabar karena perjalanan bus yang akan mengangkut jamaah tidak bisa diprediksi dikarenakan situasi jalananan Mekkah yang crowded pada hari-hari puncak haji.

Selalu karom saya berusaha mengkondisikan para jamaah dengan mempersilakan mereka untuk bersantai maupun berebahan di kamar. Saya juga meyakinkan mereka bahwa saya akan terus siaga memantau informasi pergerakan bus penjemput dari group WA maktab. Penantian yang cukup menguji kesabaran akhirnya melahirkan kegembiraan saat maktab memberi komando agar rombongan kami segera turun ke lobby hotel untuk diberangkatkan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 10.30. Artinya kami telah menunggu sekitar 4 jam. Itulah "asyiknya" pengangkutan jamaah saat puncak haji penuh dengan ketidakpastian. Perjalanan yang biasanya ditempuh dalam 20 menit bisa sampai 12 jam karena kemacetan.

Kami pun bersiap diri untuk turun dan mengecek kelengkapan anggota jamaah dan indentitas serta barang bawaan masing-masing. Setelah semua siap kami melakukan brifing sejenak untuk prosesi ihlal atau pengucapan niat ihram haji sebelum keberangkatan. Khusus bagi jamaah haji wanita yang karena haid belum berumroh, maka kita arahkan untuk mengubah niat haji tamatthu' menjadi haji qiran yaitu ketikah ihlal mengucapkan labbaika hajjan wa umrotan karena menggabungkan umrah ke dalam haji.

Satelah selesai kami berihlal kami bergegas turun ke lobby hotel sambil memperbanyak talbiyah dan menunggu pengaturan naik ke bus. Ketika proses naikke bus, dilakukan pengecekan kartu nusuk. Setelah semua jamaah masuk ke bus, pintu bus ditutup dan disegel. Segel tersebut tidak boleh rusak hingga saat pemeriksaan di Mina. Hal itu semua untuk mengantisipasi adanya jamaah dengan visa non haji yang menyusup ke rombongan.

Setiba di pertendaan Mina. Saya langsung memimpin rombongan untuk menuju tenda SOC 90. Kebetulan beberapa hari sebelumnya saya telah melakukan survey lokasi bersama para karom dan petugas kloter SOC 90. Di SOC 90 hanya ada dua kelompok jamaah yang bertarwiyah. Tenda untuk SOC 90 terdiri dari 3 tenda besar. Berdasarkan kesepakatan petugas kloter dan karom, 1 tenda untuk jamaah laki-laki, 1 tenda untuk jamaah perempuan dan 1 tenda untuk jamaah lansia dan risti.

Di Mina kita mabit dua malam sebelem menuju Arafah. Keperluan makan dan konsumsi dilayani sepenuhnya oleh maktab. Selama mabit di Mina para jamaah melakukan shalat qashar tanpa dijamak sebagaimana tuntunan Rasulullah saw. Para jamaah juga memperbanyak dzikir, tilawah dan berdoa. Di malam hari para jamaah juga melakukan shalat tahajjud.

Pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah, para jamaah bersiap-siap untuk diberangkatkan ke Arafah. Bus pengangkut jamaah mulai tiba pada pukul 06.00 WAS. Rombongan kami mendapat giliran diangkut sekitar pukul 8.00 WAS. Para jamaah membawa bekal bekal yang diperlukan selama di Arafah. Barang-barang lain yang tidak diperlukan ditinggal di tenda di Mina karena setelah wukuf kita kembali mabit di Mina tanggal 10 hingga 12 bagi yang mengambil nafar awal atau hingga tanggal 13 bagi yang mengambil nafar tsani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun