Mohon tunggu...
Abdu
Abdu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Keperempuanan

laki-laki yang berasal dari cirebon, sebuah kota yang dijuluki dengan kota wali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Air Susu Berbalas Madu

18 Januari 2023   13:57 Diperbarui: 18 Januari 2023   14:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memanfaatkan Kemajuan Teknologi

Rasa sakit yang dirasakan setiap ibu ketika melahirkan tentu berbeda-beda. Meskipun ilmu pengetahuan yang memfasilitasi proses melahirkan mulai marak berkembang dan digunakan oleh beberapa negara sehingga rasa sakit itu bisa diminimalisir sedikit dengan sebuah teknologi tersebut.

Tapi perlu diketahui juga. Bahwa tekonologi yang membantu para ibu bukanlah untuk menghilangkan rasa sakit dari proses melahirkan. Dengan operasi sesar atau SC akan memungkinkan mengurangi sedikit rasa sakit itu ketika persalinan. Ada sebuah keyakinan yang mulai masuk ke diri-diri ibu-ibu mengenai SC itu, bahwa penyembuhan dari luka yang didapat dari proses SC itu akan lebih lama dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Dan ini adalah sebuah fakta yang tidak mungkin akan menjadi sebuah mitos semata.

Kontraksi yang diarasakan oleh seorang ibu yang hendak melahirkan adalah sebuah prses awal dari proses yang paling penting. Karena itulah yang dari awal menghendaki SC maupun yang terpaksa melakukan SC, dianjurkan beberapa hari sebelum hpl (hari perkiraan lahir) agar tak sempat merasakan sensasi hebat kontraksi. Nah, ternyata ini yang dimaksud ibu muda tadi. Dia tak pernah merasakan apa-apa, tahu-tahu bayi sudah lahir karena tiga kali melakukan SC.

Mungkinkah karena kemajuan teknologi sehingga tidak pernah merasakan sakit di saat-saat itu, lantas mempengaruhi sikap kita terhadap seorang ibu yang telah bertaruh nyawa demi kita? Benarkah mereka yang sering menyakiti hati ibunya karena tak pernah merasakan hebatnya sensasi persalinan? Tentu saja tidak segampang itu kita menjudge seseorang dengan kesimpulan sendiri.

Kemajuan teknologi khususnya dalam proses persalinan yang meminimalisir rasa sakit yang di dapat oleh seorang ibu tidak akan bisa mempengaruhi dengan mengurangi bakti kita kepada seorang ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya.

Rasa Sakit yang Berujung Syukur

Terlepas dari rasa sakit yang bisa sedikit dikurangi lantaran adanya sebuah alat yang mampu membantu proses persalinan, kita harus percaya dengan mengamini bahwa kehebatan dari sensasi sakit yang dirasakan seorang ibu adalah sebuah kebenaran yang nyata. Dimulai dari rasa mulas yang makin lama makin hebat ketika plasenta akan terlepas dari dinding rahim hingga lahirnya buah hati. Walaupun begitu, sakit yang menyertai seolah sirna dan tak ada apa-apanya dibanding rasa syukur atas nikmat yang diterima. Buah hati.

QS Maryam 18: 23 mengabadikan rasa sakit yang dialami seorang ibu ketika melahirkan.

"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan."

Dalam ayat tersebut digambarkan bagaimana sakitnya Maryam saat melahirkan Isa as. hingga Maryam bersandar di pohon kurma bahkan berharap mati saking sakitnya yang dirasa. Namun di ayat selanjutnya ada kabar gembira datang dari Allah yang dibawa Jibril agar Maryam tidak bersedih hati karena Allah menjanjikan surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun