Pendidikan, sudah tidak asing lagi bagi kita mendengar kata pendidikan ini. Ada banyak makna dan arti, menurut para ahli dengan pandangan nya masing-masing mengenai Pendidikan ini. Kita tentunya tahu bapak Pendidikan nasional dari negara kit aini, beliau menyebutkan tiga makna dari Pendidikan atau kita lebih mengenalnya dengan semboyan dari Pendidikan. Yaitu, menurut Ki Hajar Dewantara (2 Mei 1889), yaitu "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani, semboyan ini, sebetulnya merujuk pada seorang pemimpin. Namun semboyan ini juga merujuk kepada seorang pendidik, karena dilain hal pendidik harus bisa menjadi contoh kepada peserta didiknya, pendidik yang berada diantara murid-muridnya harus memberikan inspirasi dan motivasi kepada peserta didiknya, dan semboyan yang terakhir memiliki makna bahwa sebagai seorang pendidik di belakang peserta didik harus meneruh kepercayaan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan kata lain, disini pendidik juga memiliki peran sebagai pemimpin dalam keberlangsungan memberikan ilmu dan arahan kepada peserta didiknya.Â
Pendidikan merupakan suatu proses membina, mengendalikan, mengawasi,mempengaruhi, mendidik dan mentransferkan ilmu pengetahuan, yang dilakukan oleh pengajar atau pendidik kepada siswa-siswanya. Melalui Pendidikan ini, pendidik bisa membebaskan anak didiknya dari ketidak tahuan terhadap suatu hal, menjadi bisa tahu akan hal tersebut. Melalui Pendidikan ini juga, siswa akan dibekali ilmu pengetahuan, dan melalui Pendidikan seorang pendidik bisa membentuk kepribadian seorang siswa menjadi lebih baik, di masa mendatang.Â
Di sini Pendidikan juga merupakan segala usaha dan upaya para pendidik yang bekerja secara aktif, tetunya melibatkan dua pihak yaitu antara pendidik dan siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan, mengembangkan dan memajukan kecerdasan dan keterampilan semua pihak yang terlibat dalam Pendidikan. Berarti disini artinya dalam Pendidikan ini, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan, meningkatkat kecerdasan, dan membekali ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi murid-murid di kelas, melainkan melalui Pendidikan ini juga, pendidik yang secara lansung terlibat, dapat dikatakan seorang pendidik itu sedang melakukan proses Pendidikan.
Seperti yang sudah disampaikan di atas, selain untuk membekali ilmu pengetahuan dan meningkatkan potensi dan kemampuan peserta didik, melalui pedidikan ini juga seorang peserta didik dibentuk untuk mempunyai kepribadian atau karaktek yang lebih baik di masa yang akan datang. Sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter pada seorang anak, peran keluarga sebagai orangtua sangatlah penting demi terciptanya generasi anak bangsa yang memiliki moral dan karakter yang baik.Â
Peran sebagai pendidik disini, sebagai orangtua kedua bagi peserta didik yaitu dengan lebih memperdalam kepada nilai Pengetahuan dan pemahaman akan suatu hal. Tetapi disini juga sebagai pendidik yang baik, sudah tentunya selain memberikan pemahaman dan pengetahuan pasti nya dibarengi dengan penanaman nilai-nilai moral yang baik kepada peserta didik. Dengan keberhasilan seorang orangtua dalam pemebentukan karakter seorang anak dan peran seorang pendidik yang memiliki peran pelengkap dalam membentukan kepribadian dan dibarengi dengan memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, maka disitulah akan tercipta generasi anak bangsa yang memiliki karakter, moral yang baik, dan intelektual.
Berbicara mengenai moral dan karakter ini, pada generasi Alpha atau kita lebih mengenalnya dengan generasi zaman sekarang. Generasi alpha ini di kenal dengan generasi yang mempunyai karakteristik yang cenderung praktis dan berperilaku instan, praktis dan instan disini yaitu generasi Alpha ini menyukai pemecahan masalah yang praktis, karena mereka enggan meluangkan waktu yang panjang dalam proses mencermati atau penyelesaian suatu masalah, generasi Alpha ini juga suka akan kebebasan dan eksplorasi.Â
Kebebasan di sini yaitu kebebasan berkreasi, kebebasan berpendapat dan lain sebagainya. Dari beberapa karakteristik yang disebukan dari generasi Alpha ini, disebabkan karena generasi Alpha ini dilahirkan dalam dunia yang serba instan dan di tengah kemajuan teknologi yang serba canggih ini dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi, membuat generasi Alpha ini senang dengan cara-cara praktis.Â
Anak generasi Alpha ini terlahir dengan sikap percaya diri yang tinggi, nah ini merupakan suatu hal yang positif yang ada pada generasi Alpha ini tetapi, disamping itu generasi Alpha harus mengetahui bahwa rasa percaya diri yang tinggi itu harus diimbangi dengan kompetensi diri untuk mencapai suatu kesuksesan.Â
Dalam suatu hal pencapaian, generasi Alpha ini berkeiinginan untuk mendapatkan pengakuan, cenderung ingin mendapatkan reward, seperti pujian, hadiah ataupun penghargaan. Generasi yang dilahirkan di zaman modern dan serba teknologi ini, membuat generasi Alpha ini terbiasa akan digital dan teknologi informasi. Generasi Alpha ini mahir dalam menggunakan segala macam gadget dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembelajaran maupun hiburan. Generasi ini memiliki keterampilan yang unik yang tidak dimiliki pada generasi sebelumnya.
      Seperti yang sudah kita ketahui, disini generasi Alpha ini adalah generasi pertama yang dilahirkan di era digital, yaitu generasi yang sudah akrab dengan teknologi digital. Disisi lain dari karakteristik generasi Alpha ini ada beberapa hal yang positifnya, seperti generasi Alpha ini memiliki kemampuan yang berbeda dari generasi sebelum-sebelumnya dan mempunyai sikap percaya diri yang tinggi, namun tentunya pasti ada hal-hal negatif nya juga. Generasi Alpha ini yang dilahirkan di era serba digital ini, kebanyakan generasi sudah mengenal smartphone. Dari hasil riset yang bertajuk "Neurosensum Indonesia Cunsumers Trend 2021 : Social Media Impact on Kids" oleh perusahaan riset independent berbasis kecerdasan buatan (AI), Neurosensum. Dikatakan bahwa SEKITAR 87% anak-anak di Indonesia sudah dikenalkan  dengan media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun.
Bagi anak muda zaman sekarang ini, hidup tanpa bersosial media rasanya seperti kurang atau terasa sangat membosankan. Namun mirisnya disini dampak negatif dari penggunaan media sosial di generasi Alpha ini sering dikesampingkan. Sistem belajar Online selama pandemi kerap menjadi alasan bagi Sebagian orangtua.Â
Orangtua pada seorang anak membiarkan atau memfasilitasi anaknya dengan gadget. Sehingga tak jarang seorang anak justru menyalahgunakan kesempatan yang diberikan oleh orangtuanya itu. Khususnya bagi generasi Alpha ini, yang belum begitu paham mengenai tayangan-tayangan yang mana boleh di tonton dan yang tidak boleh di tonton.Â
Tentunya hal ini dapat berpengaruh terhadap moral generasi Alpha. Apa yang dilihat dari tanyangan sosial media, kebanyakan dari generasi Alpha ini menjadikan tayangan tersebut menjadi acuan atau contoh untuk mereka dalam berperilaku. Sebagai contoh seperti ini, pengunaan kata-kata kasar yang kerap muncul di beranda-beranda sosial media atau pada saat anak seorang bermain game online. Ketika bermain game online banyak dari anak-anak ini yang terbawa suasana tidak sedikit dari mereka mengeluarkan kata-kata yang kasar atau kurang pantas.
Hal-hal yang sekarang banyak di temui dari generasi Alpha ini, yaitu tarian yang memperlihatkan lekuk tubuh dibarengi musik DJ atau kita mengenalnya dengan jedag-jedug pada media sosial, Gerakan-gerakan tarian itu yang tidak layak ditoton oleh generasi Alpha yang masih di bawah umur, saat ini sudah dianggap menjadi hal yang biasa. Selain dari beberapa hal itu dari yang saya lihat di media sosial, ada sebagian postingan-postingan yang kurang pantas. Seperti postingan video yang ada penggunaan simbol-simbol tangan yang bermakna kasar yang kerap dilakukan oleh orang dewasa. Kini kita melihat banyak, dari generasi Alpha ini tak sedikit dari mereka  melakukan hal yang sama.
Masa depan Indonesia beberapa tahun kedepan akan berada ditangan generasi mereka, apa yang akan terjadi jika mereka, dari usia dini telah terbiasa dengan tayangan-tayangan atau dengan perkataan-perkataan dan perilaku yang kurang baik. Bisa saja kejahatan besar dimasa yang akan datang itu dianggap biasa-biasa saja. Kita sudah tahu ciri khas dari masyarakat Indonesia ini yang ramah dan bermoral pun perlahan akan mulai memudar. Inilah yang menjadi tugas kita sebagai mahasiswa generasi mlineal dan generasi Z, dalam membimbing dan membenuk generasi sekarang menuju generasi yang berkarakter dan bermoral baik.
Oleh karena itu diperlukan peran orang tua dalam mendidik dalam mendidik generasi Alpha ini. Dikarenakan generasi Alpha ini adalah generasi yang serba digital, peran orangtua disini yaitu orangtua melakukan pengaturan vrivasi dalam media soial. Membatisi vrivasi disini yaitu untuk membatasi konten-konten yang kurang pantas bagi generasi Alpha ini. Peran yang kedua yaitu sebaiknya orangtua, tidak memfasilitasi perangkat digital dalam kamar anak, menggunakan perangkat lunak yang dapat menyaring website, peran yang ketiga sebagai orangtua yaitu memberikan teladan penggunaan media sosial yang baik kepada anaknya, da peran yang paling utama yaitu memberikan batasan penggunaan gadged pada anaknya ini.
Nah sebetulnya disini tidak hanya peran orangtua yang diperlukan dalam mendidik generasi Alpha ini, sama hal nya peran pendidik juga sangat penting dalam mendidk generasi Alpha ini. Pendidik sebagai tempat Pendidikan kedua setelah keluarga harus memahami siswanya khususnya generasi Alpha ini. Mengapa pendidik harus memahami siswanya? Karena disini, pendidik sebagai mentor atau pembibimbing agar dalam Teknik pendekatan pada siswa sesusai dengan karakteristiknya dan menyajikan pembelajaran yang interaktif dengan memanfaatkan teknologi serta memberikan Pendidikan yang dibarengi dengan nilai positif kepada siswanya.
Pendidikan sebagai jembatan untuk kesuksesan seseorang, berperan penting dalam mendidik dan membentuk kepribadian setiap generasi. Sebuah generasi tidak hanya dibentuk berdasarkan orang-orang yang lahir dalam periode dalam waktu yang sama, setiap generasi yang tumbuh dan dibesarkan pada tahun berbeda tentunya memiliki karakteristiknya masing- masing. Peran pendidik dan orangtua sangat penting dalm mendidik seorang anak, agar seorang anak atau peserta didik memiliki karakter dan moral yang baik.
Dengan pengubahan metode pembelajaran, pada generasi Alpha ini yang cenderung lebih suka gaya belajar dengan mengeksplor, seorang pendidik bisa menerapkannya dalam kegiatan pemblajaran dan memanfaatkan media digital dalam penyampaiannya. Dengan pengubahan media pembelajaran disini dibarengi dengan penanaman-penaman nilai karakter dan moral yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H