Mohon tunggu...
Abdu Alifah
Abdu Alifah Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan

Seorang manusia biasa yang secara kebetulan dianugerahi hobi membaca!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skripsi Memang Absurd dan Kita Hanya Perlu Menikmatinya!

22 Juli 2019   19:44 Diperbarui: 24 Juli 2019   12:11 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kampus, ia kerjannya cuman dandan dan jajan. Atau ada juga yang tampak begitu kurang tertarik dengan dunia perkuliahan, atau kemahasiswaan, atau semacamnya, juga beberapa jenis lain yang malah sungguh-sungguh tampak biasa-biasa saja dan tidak akan pernah masuk dalam bursa jajaran mahasiswa lulusan-lulusan tercepat.

Tapi sekali lagi, hidup yang absurd ini selalu punya cara tersendiri membuat kita terkejut. Teman saya yang tampak pendiam dan tidak pernah berani angkat bicara itu malah ternyata skripsinya cepat selesai dan lulus tepat waktu. 

Kebetulan ia dapat dosen pembimbing yang ramah, baik hati, tidak terlalu cerewet soal menarik-tidaknya sebuah judul, tidak nyolot kalau melihat satu saja huruf yang typo, dan yang paling penting sangat mudah dihubungi dan ditemui kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun. Ini adalah sejenis tipe dosen idola mahasiswa tingkat akhir seperti saya.

Lalu si semok tadi juga secara ajaib bisa lulus cepat. Selidik punya selidik,  ternyata skripsinya dikerjakan oleh pacarnya, dan dosen pembimbing dia adalah si Pak A. Sialan, saya tahu sekali isi kepala dosen itu sama dengan saya! Lalu yang lainnya, dengan segenap usaha keras dan sepaket keberuntungan yang beragam, juga akhirnya bisa menyelesaikan skripsi dan lulus cepat. Sekali lagi, proses mengerjakan skripsi itu sungguh-sungguhlah absurd.

Lantas, dari sekian banyak kasus absurditas dalam mengerjakan skripsi di atas, manakah yang saya alami? Ah, saya sama sekali tidak ada di antaranya. 

Saya adalah mahasiswa yang sebenarnya tidak begitu peduli dan tidak ingin dibuat pusing dengan urusan akademik seperti skripsi atau semacamnya. Saya pikir, se-absurd apapun proses pengerjaan skripsi, saya hanya perlu mengerjakannya. Dan entah bagaimana malah lama-lama jadi menikmatinya. 

Saya tidak tahu kenapa saya begitu menikati proses pengerjaan skripsi saya yang tidak rampung-rampung ini. Barangkali, saya pikir, saya hanya perlu mengerjakannya meski tak usai-usai seperti layaknya Sysipus yang tiada henti mendorong batu besar ke atas bukit.

Tapi, saya yakin sebenarnya saya bukanlah Sysipus, atau setidaknya saya yakin bahwa mengerjakan skripsi dan mendorong batu besar jelas adalah dua hal yang berbeda. Atau kalau pun memang sama, saya pikir Sysipus itu tolol dan bodoh. Kenapa ia tidak mencari cara agar batunya berhenti bergerak dan tidak lagi berguling?  

Saya tidak mau menjadi seorang yang tolol dan bodoh seperti Sysipus. Saya sadar mengerjakan skripsi memang absurd dan kita harus menikmatnya. Tapi, saya yakin tidak ada skripsi yang tidak selesai jika kita sungguh-sungguh mengerjakannya. Skripsi itu absurd, namun mau tidak mau kita harus menyelesaikannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun