Mohon tunggu...
Abdu Alifah
Abdu Alifah Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan

Seorang manusia biasa yang secara kebetulan dianugerahi hobi membaca!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skripsi Memang Absurd dan Kita Hanya Perlu Menikmatinya!

22 Juli 2019   19:44 Diperbarui: 24 Juli 2019   12:11 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir, meminjam bahasa Lord Albert Camus, dunia memang penuh dengan absurditas, dan skripsi adalah salah satunya. Mengerjakannya? Hahaha.. apalagi!

Saat awal-awal kuliah, saya suka sekali menebak dengan asal dan sok tahu kapan teman-teman saya akan lulus kuliah hanya berdasarkan perilakunya di kampus.

Misal, si A orangnya rajin, sering masuk kuliah, dan sering mengumpulkan tugas tepat waktu. Pokoknya mahasiswa teladan. Saya taksir, dia akan lulus cepat.

Atau misal si B, dia pemalas, suka titip absen, dan mengerjakan tugas apa adanya. Pokoknya mahasiswa bajingan. Saya yakin, dia pasti lama lulusnya.

Tapi, hidup ini memang sungguh bukan hidup jika tidak absurd. Kehidupan penuh dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian. Ini serius. Ternyata teman saya yang bajingan itu lulusnya cepat, dan teman saya yang teladan itu malah belum lulus-lulus.

Pun ada teman saya lainnya yang sangat aktif di kelas, sering berpendapat, suka sekali sebut tokoh ini tokoh itu, teori ini teori itu, setiap mata kuliah pasti ngotot-bacot sampai berbusa-busa.

Saya pikir, karena jelas mereka ini kebelinger pintar, pasti mudah dong mengerjakan skripsinya?

Tapi, eh, sekarang yang satu malah buka usaha dan fokus mengembangkannya, satu lagi kawin dan malah sibuk ngurus suami dan anak, satu lainnya memilih meniti karir di organisasi dan obsesif memperjuangkannya, hingga satu lainnya lagi malah terjebak dalam aktivitas menjadi asisten dosen dan terpaksa harus memprioritaskan tugas dosen dibanding tugasnya sendiri.

Ada pula yang sekarang malah fokus meniti keberuntungan hidup di dunia percintaan. Mencari pasangan yang mertuanya agak crazy rich atau semacamnya. Entah itu anak-anak taipei, atau anak-anak kyai, atau anak juragan tanah, atau anak orang parpol rezim. Macam-macamlah.

Atau, ada pula yang malah kerja buat menyambung hidup karena nyawanya sudah tak lagi disambung oleh orang tuanya, atau yang sekarang malah fokus mondok dan lebih tertarik mempelajari ilmu-ilmu batin dan klenik-klenik, juga beberapa yang entah bagaimana malah jadi goblok dan kerjaannya setiap hari cuma main ML dan PUBG. Pokoknya aneh-anehlah. Serius.

Tapi di sisi lain, ada juga teman-teman saya yang kalau di kelas itu pendiam, tidak pernah berani angkat bicara dan berpendapat. Ada pula yang kalau ke kampus pakaiannya aduhai semok dan kadang bikin saya berahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun