Mohon tunggu...
Abdullah Umar
Abdullah Umar Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Hukum dan Politik

Mahasiswa Jurusan Hukum di Cairo University, Mesir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Seluruh Negara Islam Dunia, Umat Islam Indonesia Paling Bebas Berekspresi

16 Januari 2019   19:57 Diperbarui: 16 Januari 2019   20:06 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini, di era Jokowi, Habieb Rizieqhanya dijadikan tersangka dan sudah diberi SP3 artinya kasusnya diberhentikankarena tidak cukup bukti dan tidak akan dipenjarakan, banyak ulama terus mengkampanyekanrezim JKW kriminalisasi ulama. TGB mengatakan, mereka yang teriak kriminalisasiulama tidak mau tau dengan fakta, mereka teriak hanya karena tidak suka denganPresiden Jokowi dan ada kepentingan politik. 

6. Kenyang, Tapi Teriak Cari Makan saat ini Susah. TGB bahkan menyebut, ulama yang terus teriak di era Jokowi ada kriminalisasi ulama ternyata memiliki ratusan majelis taklim dan kerap ceramah di televisi dengan bebas. 

TGB mengibaratkan ulama itu seperti orangyang makan ratusan tusuk sate sampai bumbu satenya masih tersia di mulut, namunsetelah makan ulama itu berkata "cari makan di zaman Jokowi susah". 

Dalam pidatonya, TGB menyeru jamaahnya di Nahdlatul Watanuntuk bersama mendukung Presiden Jokowi-Maruf Amin, hal itu karena TGB mengenalbetul Presiden Jokowi sebagai seorang pemimpin yang tulus bekerja. TGBmengatakan, tidak ada pemimpin di dunia ini yang setiap hari difitnah dandihina rakyatnya, namun tetap bekerja dengan tulus dan ikhlas untuk rakyatnya. 

Bahkan, saat di 2014 di NTB Jokowi menerima kekalahan telak,setelah menjadi Presiden, Jokowi tidak dendam bahkan membangun pusat industriekonomi KEK Mandalika bagi rakyat NTB, padahal secara politik, NTB bukan daerahdengan jumlah penduduk yang banyak. Artinya, Jokowi benar-benar tulus ikhlasmembangun dan bekerja untuk rakyatnya tanpa mementingkan politik bahkan fitnahyang terus dialamatkan kepadanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun