BahkanPresiden sudah memerintahkan BMKG untuk membeli alat deteksi tsunami daritinggi gelombang (buoi) yang selama puluhan tahun Indonesia tidak memilikinya(sebelumnya yang Indonesia miliki hanya alat deteksi tsunami dasar lautberdasarkan gempa).Â
Untukdiketahui, tsunami Banten terjadi tidak didahului gempa, melainkan longsorangunung Anak Krakatau, peneliti dunia bahkan menyebut tsunami Banten dan Lampungini sebagai "silent tsunami" yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia.Â
Pose MenghadapLaut, Sebuah Simbol Filosofis
Kenapa Jokowisesaat memandangi laut yang baru saja "menyapu Banten dan Lampung?", jika polapikir kita seperti para pembenci Jokowi tentu saja kita bisa menyebut itusebagai hal konyol, Jokowi bingung, atau pencitraan.Â
Tapi tahukahanda jika apa yang dilakukan Jokowi memandang laut adalah hal yang filosofis?Ya, Jokowi seolah memberikan simbol kepada rakyatnya bahwa ia sedang memahamibahwa negara Indonesia yang dikelilingi laut, yang mayoritasnya adalahperairan, selain menyimpan segudang potensi SDA guna kemakmuran rakyat, lautjuga menyimpan potensi bencana yang dahsyat.
Pose Jokowimenghadap laut itu pun seolah berpesan kepada rakyat, bahwa rakyat Indonesiaharus terbiasa untuk tanggap bencana dan bersahabat dengan alam, memperlakukanalam sebagaimana mestinya, tidak mengeksplotasinya berlebihan bahkanmenjadikannya tempat sampah. Sekali lagi, Jokowi adalah pemimpin Jawa yangkerap memberikan simbol-simbol untuk memberikan pesan dan maksudnya.Â
Tidak hanyalangkah cepat Jokowi yang turun langsung pasca tsunami Banten dan Lampung, kitapun sangat akrab melihat Jokowi turun langsung sesaat setelah terjadinyabencana mulai dari Gempa di Lombok, Gempa-tsunami di Palu dan Donggala, hinggaPesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang beberapa waktu lalu. Kenapaitu sangat perlu dilakukan oleh seorang kepala negara?Â
https://news.detik.com/berita/d-4259030/tanggap-darurat-gempa-sulteng-diperpanjang-ini-arahan-jokowi
Jokowi datanglangsung meninjau lokasi bencana menjadi hal yang sangat perlu dilakukan dalamkonteks sosial politik di Indonesia. Birokrasi pemerintahan daerah di Indonesiasangatlah hierarkis. Artinya, jika tidak ada perintah langsung oleh pimpinantertinggi, mereka merasa tidak perlu bekerja keras, bahkan penanganan bencanabisa saja tidak terkoordinir dengan baik karena masing-masing pihak baikBasarnas, Pemda, BNPB merasa kebijakannya paling benar sendiri.Â
Oleh karenaitu, kedatangan langsung Presiden ke lokasi bencana memberikan instruksi yangjelas dan terukur kepada masing-masing institusi untuk melaksanakan tugaspenanggulangan bencana. Dan ketika yang memberikan instruksi adalah Presiden(pemimpin tertinggi republik), maka ego sektoral para lembaga tidak akan adalagi.