Frankl (2004) : Makna Hidup bersifat personal bisa berubah dari setiap waktu & situasi.
Maslow (1994) : Emosi menyenangkan terkait peristiwa/pengalaman hidup.
Chopra (2007) : Melepaskan dari keduniawian & mendekatkan diri kpd pencipta.
Asmadina (2007) : Pencapaian tertinggi dari spiritualitas & psikologi manusia.
Prihastiwi (2000): tindakan untuk mengaktualisasikan potensi, nilai & tujuan hidup dlm rangka pemenuhan diri (self fullfilment).
Gerry (2004) : sense of belonging (kondisi psikologi) yang tinggi terhadap keadaan dirinya.
Itu arti makna hidup dari para pakar. Kita sendiri sbg muslim punya makna & tujuan hidup :
1. Â
(Bermanfaat kpd sesama termasuk alam/horizontal)
2. Â
(Beribadah kpd Tuhan/vertikal)
Dalam upaya untuk memenuhi makna & tujuan ini kita perlu merajut asa (harapan/semangat) bahwa laisa lahu jazaa-un illal jannah (tidak ada balasan (perbuatan baik) kecuali surga) *Hadits yg di pakai saat manasik haji, Dlomir Hu merujuk kpd haji Mabrur.
Dampak dari menemukan makna hidup tersebut, dapat terlihat dari perilaku sehari-hari, seperti hidup sederhana, berbicara dengan ramah dan sopan, selalu membantu dan menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, memaafkan atau berbuat kebaikan pada orang-orang telah berbuat dzalim kepadanya, merasakan kemudahan dalam setiap tantangan/rintangan hidup dan sifat-sifat baik lainnya.Â
Kalau sudah merajut asa (harapan) dan mendapatkan makna hidup, maka individu2 ini akan menciptakan Khairu ummah (umat terbaik)Â
-Qur'an Surat Ali Imran ayat 110.
.... Â
Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...."
Jika khairu ummah ini terwujud otomatis kebahagiaan bisa tercapai. Bukankah kebahagiaan adalah segala arah & akahir dari keberadaan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H