Hal sama juga terjadi ketika anda lulus ujian dan akan merantau di Makasar misalnya anda tidak akan dikeluarkan begitu saja dari rumah, namun sederet doa dan mantra akan menyertai langkah anda. Sehingga kebijakan Pak Anis melaui Surat Edaran No 4 Tahun 2016 Tentang Hari Pertama Masuk Sekolah yang isinya meminta agar para gubernur dan walikota memberikan dispensasi bagi para PNS untuk mendampingi anak-anak mereka (pertama bersekolah) ke sekolah mengingatkan penulis dengan edaran pamali yang entah dari mana sal muaslanya tadi.
Diberbagai media Pak Anis sudah memberikan penjalasan mengapa perlu mengatarkan pergi sekolah, yaitu untuk menumbuhkan potensi anak. Selain itu, antara guru dengan orangtua bisa berinteraksi.
Dampaknya diyakini akan positif kepada anak. Jika guru menemukan potensi pada anak maka guru akan mengkomunikasikan kepada orang tua murid. Disini yang ditekankan oleh Pak Anis adalah peran serta orang tua. jika ditemukan adanya masalah, guru dapat menceritakan pada orangtua. Tentunya dengan komunikasi seperti itu masalah anak dapat ditangani dengan cepat.
Tanpa Ayah Diharari Pertama Sekolah
Khairul Agung seorang bocah di sebuah desa yang menyakini pamali tersebut sudah menginjak usia sekolah, maka ia didaftarkan oleh ibunya untuk masuk sekolah tapi sebelum mendaftarkan sang ibu bertanaya tentang sekolah mana yang diminati oleh Agung. Di Desa tersebut terdapat tiga buah Sekolah Dasar diantaranya Sekolah Dasar Negeri 1,2 dan Inpres.
Agungpun memilih Sekolah Dasar Negeri 1, maka ibunya segera mendaftarkan disalah satu guru sekolah tersebut. Setelah mendaftar tiba-tiba ada panggilan telepon dari pimpinan sang ibu dikantor. Selesai berbicara dengan pimpinanya tersebut sang ibu terdiam seperti memikirkan sesuatu, maka sang ibu menelpon putra sulungnya atau kakak dari Agung yang tinggal dipulau sebrang karena ia menjadi Dosen disalah satu kampus disana.
Sang ibu mempunyai dua orang putra dan satu orang putri, yang paling bungsu adalah Agung sedangkan putrid satu-satunya dikeluarga tersebut sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Makassar.
Terjadi diskusi panjang antara sang ibu dan putra sulunya, ibunya meminta agar putra sulungnya tersebut meninggalkan tugas  demi adiknya yang pertama masuk sekolah. Sang ibu terus mengingatkan putra sulungya tentang pamali anak pertama masuk sekolah tidak ada yang mengatranya.Â
Putra sulungnya tersebut pun dibaut kebingungan sebab ia juga sangat menghargai kearifan lokal dan adat istiadatnya, Namun disaat yang sama pula sang putra sulung juga sedang berada didaerah dimana ia sedang melakukan pengabdian masyarakat, cukup jauh dari lokasi kampusnya. Kemudian ia mentaktisinya dengan segera menelpon salah satu guru yang juga sahabt ia sewaktu di SMA dulu. Ia menayakan perihal jam belajar dan sebagainya.
Putra sulung itu kemudian bergegas mencari perahu nelayan untuk menuju kampungnya, namun pemilik perahu yang bisa digunakan untuk meyebrang dari pulau satu ke pulau lainya juga tak bisa mengantar karena sudah malam hari dan esoknya anaknya sedang dikhitan. Setelah tawar menawar yang lama maka merekapun bersepakat untuk esok selesai anaknya khitan maka nelayan tersebut akan mengatarnya.
Namun sang putra sulung baru sadar ia butuh waktu dua jam untuk ke kampungya sehingga ia segera menelpon ibunya untuk memastikan tantenya menemani Agung kesekolah setelah itu ia akan menyusul, sang Ibupun mengkuti saranya si putra sulung.