Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jasmerah 2023 (Rihlah Akademik Abd Rahman Hamid)

2 Januari 2024   01:12 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:50 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelepasan peserta muhibah di Koarmada II Surabaya. Dok Ditjen PPK Kemdibudristek/dokpri

Ketiga, Masterclass Sejarah Kolonial yang diselenggarakan oleh Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang di Laboratorium Museologi pada Sabtu 14 Oktober. Sesi ini dibagi dua. Yang pertama saya dan Dr. Didik Pradjoko (UI) menyajikan paparan. Topik saya tentang "Kehadiran Pelaut dan Pedagang Eropa  di Makassar Abad XVI--XVII". Yang kedua, papasan 13 judul/mahasiswa dari hasil penelitian S1 dan S2.

6. Orasi Budaya Hari Jadi Majene

Tahun ini saya mendapat kehormatan dari Bupati Majene, Bapak H.A. Achmad Syukri, SE. MM (Surat No.B.420/1252/VIII/2023, tanggal 7 Agustus, perihal permohonan Orasi Budaya), untuk menyampaikan Orasi Budaya pada puncak peringatan Hari Jadi Majene ke-478 tahun bertempat di Stadion Prasamya Mandar Majene. Enam tahun sebelumnya (2017), saya mendapat penghargaan dari Pemda Majene dalam kategori Keynote Speaker Kebudayaan Mandar. Selain Bupati Majene, para pejabat, tokoh masyarakat dan agama di Majene, acara ini juga dihadiri oleh Pjs Gubernur Sulawesi Barat dan para pejabat provinsi.

Saat Orasi Budaya di Majene, 15 Agustus/dokpri
Saat Orasi Budaya di Majene, 15 Agustus/dokpri

Orasi yang saya sampaikan berjudul "Membaca Sejarah untuk Masa Depan Majene". Dalam orasi ini, saya mengajak semua hadirin untuk memahami awal sejarah Majene yang erat kaitannya dengan kebudayaan bahari, kemudian Majene dalam arus sejarah Mandar, dan perkembangan pemerintahan daerah di masa kolonial hingga kemerdekaan. Lewat orasi ini, berdasarkan paparan sejarah Majene, saya menyarankan untuk menghidupkan kembali peran atau urgensi Majene di Mandar (sekarang Sulawesi Barat) sebagai ibukota Mandar, dengan cara melakukan perubahan status Majene dari kabupaten menjadi kota Mandar. Selain itu, perlu ada ajuan tokoh/pejuang dari Majene, mengingat daerah ini dahulu pernah menjadi pusat perjuangan rakyat mengusir penjajah Belanda dari ibukota Afdeling Mandar di Majene.

Saya juga tak lupa selalu mengingatkan satu nasihat atau nilai-nilai budaya bahari yang selalu aktual dari pelaut Mandar, bahwa "Tania tau passobal, Moaq mappelinoi, Lembong ditia, Mepadzottong lawuang" (bukanlah seorang pelaut, jika menanti redanya ombak, karena justeru ombaklah, mengantar kita mencapai tujuan)". Dalam konteks ini, "ombak punya satu tujuan yang pasti dalam geraknya, yakni ke pantai. Ombak juga melukiskan dinamika kehidupan yang mengantarkan seseorang mencapai tujuan. Itu berarti bahwa generasi Majene yang berkarakter bahari tidak mudah menyerah saat menghadapi dinamika kehidupan, karena dinamika itu akan mengantarnya mencapai tujuan", kata ku dalam orasi tersebut.

Setelah acara itu, saya diundang oleh teman2 dosen di Universitas Sulawesi Barat, yang dimediasi oleh Bang Ridwan Alimuddin, untuk berdiskusi ringan di sebuah caf tentang Diaspora Mandar. Apa yang saya sampaikan, selain merujuk pada hasil penelitian disertasi saya (riset pada 2015-2018), merupakan bagian dari riset saya akhir tahun 2022 di Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Seperti biasanya kalau saya ke Mandar, kesempatan ini dimanfaatkan untuk bersilaturrahmi dengan teman-teman kuliah saya (S1 Pendidikan Sejarah UNM) serta para pengiat literasi dan budaya. Salah satu tempat paling berkesan bagi saya selama riset di Majene adalah menikmati menu ikan bakar di RM Soppeng Luaor. Tempat ini menjadi pilihan utama, makan siang atau malam, saya dengan saudara Thamrin, M.Pd (dosen Unsulbar). Nama yang disebut terakhir ini selalu mendampingi saya saat riset di Majene (2015-2018), dan sampai sekarang.   

7. Penyusun Naskah Akademik Pahlawan Nasional KH Ahmad Hanafiah 

Sejak tahun lalu (2022), UIN Lampung bekerjasama dengan Pemda Lampung Timur untuk penelitian, penyusunan naskah akademik, dan pengajuan calon pahlawan nasional KH Ahmad Hanafiah (1905-1947). Dalam rangka persiapannya, maka dilakukan sejumlah rapat koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Dinas Sosial Kabupaten Lampung Timur. Sebelum akhir Maret 2023, semua dokumen usulan tersebut sudah harus diterima oleh Kementerian Sosial RI di Jakarta. 

Pada 9 Maret, saya (UIN), Pak Yusuf (Dinsos Provinsi), Pak Hendro (Dinsos Kabupaten), dan seorang driver (UIN) berangkat ke Jakarta dengan sebuah mobil dari kampus. Esok harinya, dokumen kami serahkan secara resmi kepada Pak Arif Nahari, direktur yang menangani bidang kepahlawanan. Lalu, kami kembali dan tiba malam itu juga di Lampung.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun