Sebelas tahun kemudian diadakan syukuran selama tujuh hari/malam untuk merayakan keberhasilan membangun kolonis Mapilli menjadi kawasan produktif yang memberikan harapan baik bagi mereka. Pada saat itulah, 5 Oktober 1948, Soeparman mengumumkan perubahan nama daerah kolonis dari Mappili menjadi Wonomulyo (wono=hutan dan mulyo=mulia). Nama yang terakhir digunakan sampai sekarang.
Wonomulyo merupakan satu dari enam daerah kolonis yang paling maju di Sulawesi. Lima daerah kolonis lain ialah Paria, Tamuku, Kalena, Lamasi, dan Muna. Pada 1961 jumlah penduduk Wonomulyo mencapai 17.547 jiwa yang tersebar pada tujuh desa yaitu Sidodadi, Bumiayu, Sumberejo, Sidorejo, Kebunsari, Arjosasi, dan Campurejo.Â
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa daerah kolonisasi Mapilli (sekarang Wonomulyo), yang termasuk dalam wilayah Onderafdeeling Balanipa dan Binuang Bawah (ibukota Polewali), Afdeeling Mandar pertama kali ditempati oleh kolonis Jawa pada 1 September 1937. Inilah momen penting sebagai acuan akademik (baca: sejarah) untuk selanjutnya ditetapkan melalui keputusan atau peraturan daerah mengenai Hari Jadi Wonomulyo. Bila itu dapat diterima dan ditetapkan maka 14 tahun kemudian Wonomulyo genap berusia Satu Abad. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H