Duduk tenang di bawah pohon kelapa memandangi air laut yang dikebas-kebaskan oleh gelombang pantai. Pesonanya ditemani oleh bapak-bapak nelayan yang membawa bagan (kapal kecil melintasi pantai). Yang kami tahu semua penduduk memiliki syukur yang lebih di kala bermukim di kota ini. Tak lama di kejauhan beberapa anak-anak bermain air dan mencari-cari binatang laut seperti kerang, kepiting, dan lain-lain. Terlukis senyum berbinar mereka. Tak juga diriku, taka da bosannya duduk bersantai disini sekaligus menunggu berita adik tentang jam kepulangannya.
Setelah beberapa puluhan menit berlalu, orang-orang mulai berdatangan ke sana. Mulai dari anak sekolahan, pasutri, bahkan hingga beberapa mobil pribadi yang melintas (mungkin pengunjung hotel wisata indah). Dengan ponsel yang kugenggam, kuambil beberapa picture dan video sebagai kenang-kenangan di galeri.Â
Tak lupa juga kuupload beberapa editan foto dan video bertemakan Laut Sibolga dan keindahannya ke media sosialku. Sebelum beranjak dari sana, aku sempat bercerita dan menunjukkan keindahan Sibolga dan lautnya dengan orang tersayang yang saat itu sedang di rumahnya di Sunggal. Betapa dia ingin sekali mengunjunginya bersamaku, namun kami seutuhnya belum memiliki cukup uang untuk menikmati waktu bersama.
Setelah melepas rindu, aku menjajaki beberapa puluh meter untuk naik angkutan umum ke lokasi tempat menunggu adik saya. Ternyata dia sudah disana, tak lama setelah aku juga sampai. Langsung kuajak dia membeli sebotol minuman dan roti yang menemani perjalanannya. Kami bercerita sedikit tentang kehidupan sekolah di SMA, dan perihal nasib adik bungsu yang saat ini sudah berada di akhir masa sekolah putih biru. Dia juga iseng menanyakan soal calon kakak iparnya yang juga junior di kampusku.
Di beberapa momen dia bercerita bagaimana kelucuan ayah kami, yang menanam sawit tumpang sari dengan pohon durian. Kami tertawa terbahak-bahak. Dan soal rencana ortu kami membuka lahan yang tak jauh dari kawasan rumah untuk ditanami pohon kelapa sawit. Suatu langkah yang visioner dan berpandangan maju. Kiranya segala harapan, dan cita-cita orangtua kami dapat tercapai dan bisa senang di usia senjanya. Kami juga yang sedang menempuh pendidikan dan sekolah tercapai apa yang diimpikan. Di situ kami berpisah, dia kembali ke rumah dan aku kembali ke indekost tempat menginap.
Sibolga, 18 April 2023
Tulisan Penajuang23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H