Lalu apa yang mempengaruhi Panjangnya Lead Time Pengiriman?
Faktor utama yang mempengaruhi adalah Infrastuktur yang belum memadai dan belum merata, ambil contoh Ketika di Pulau Obi hanya terdapat 2 dermaga untuk sandar kapal terbagi atas kapal carter dan kapal regular dan apabila kapal datang bersamaan sudah barang tentu antri dan waktu bongkar akan alami keterlambatan, ditambah lagi jika kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Obi saja, menurut amatan penulis masih banyak tempat yang sama ataupun bahkan belum memiliki dermaga sama sekali untuk bongkar muat. Infrastruktur seperti gudang & Warehouse yang belum memadai juga hemat penulis  menjadi pengaruh dalam hal ini. Ketika kita melakukan perhitungan safety stok untuk beberapa waktu ke depan, Gudang tidak mampu menampung barang paradoks nya Ketika kita tidak melakukan safety stock ini terjadi kekosongan barang yang cukup lama karena menunggu pengiriman.
Faktor kedua adalah distribusi geografis, Indonesia yang terbentang atas gugusan pulau tentu menjadi tantangan dalam pengiriman logistik. Pengiriman antarmoda tidak bisa dihindari mulai dari darat, laut hingga udara. Hal ini membuat pengiriman menjadi lama dan biaya pun akan semakin besar terlebih lagi sarana transportasi yang masih terbatas mulai dari alat transportasinya hingga jadwal perjalanan yang terbatas.
Faktor ketiga ialah regulasi serta birokrasi yang ditetapkan setiap pemerintah daerah atau sekalipun setiap Pelabuhan yang berbeda menyebabkan biaya pengiriman membengkak dan lama pengiriman yang jauh dari harapan. Ditambah lagi jika terdapat raja-raja kecil yang menguasai lokasi Pelabuhan ataupun dermaga yang membuat aturan untuk harus menggunakan jasa mereka untuk aktifitas bongkar muat sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan mereka.
Bagaimana cara menyikapinya?
Pemerintah dalam menyikapi hal ini mempunyai kewajiban dalam pemenuhan infrastuktur yang memadai mulai dari darat, laut & udara. Selain itu kesiapan infrastruktur lain seperti dermaga dan gudang dengan luasan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok utamanya. Bagi perusahaan tambang maupun perusahaan yang menunjang operasional tambang juga memerlukan sebuah hub atau distribution center jika melihat jumlah produksi Nikel yang terus bertambah setiap tahunnya di Pulau Obi yang berbanding lurus dengan kebutuhan alat berat yang juga kian bertambah. Selain itu, perhitungan stock on hand dan perhitungan safety stock menjadi poin kritis, apabila tidak cermat dalam merumuskan forecast sudah barang tentu kebutuhan akan sparepart mengalami kekosongan dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan teknologi juga memiliki peran dalam hal monitoring stok. Dengan adanya tools-tools dan dashboard tertentu, dapat membantu kita dalam hal merumuskan forecast dan melihat trend pemakaian serta pengiriman barang dari dan menuju Pulau Obi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H