Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fahri Hamzah Konsisten, Tetap Sesumbar Sebelum dan Sesudah Dipecat

20 April 2016   12:14 Diperbarui: 20 April 2016   12:48 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika perbuatan yang salah diumpamakan seperti penyakit kanker, maka kesalahan tsb juga ada tingkatan atau stadiumnya.  Stadium tsb adalah sebagai berikut:

Stadium 1 = Melakukan kesalahan,

Stadium 2 = Melakukan kesalahan tapi tidak merasa bersalah,

stadium 3 = Melakukan kesalahan tapi tidak merasa bersalah dan lebih dari itu malah menyalahkan orang lain.

Silakan anda simpulkan sendiri, kira-kira Fahri Hamzah termasuk stadium yang mana ketika PKS memecatnya dari semua jenjang kader PKS. Fahri Hamzah yang tidak terima dengan pemecatannya tsb mengatakan, akan tetap di PKS dan dia menggugat pimpinan PKS ke pengadilan karena ingin menunjukkan orang yang memecatnya itulah yang salah.

Seperti telah diberitakan, Fahri resmi dipecat melalui putusan Majelis Tahkim No.02/PUT/MT-PKS/2016 yang menerima rekomendasi BPDO, memberhentikan Fahri dari semua jenjang keanggotaan partai. Presiden PKS Sohibul Iman menyatakan, Fahri gagal menonjolkan karakteristik partai yang mengedepankan dakwah melalui kedisiplinan dan kesantunan (mediaindonesia.com:19-4-2016).

Perlu diingat pula bahwa reaksi dari masyarakat ketika mendengar berita pemecatan Fahri tsb pada umumnya justru cenderung mendukung tindakan pimpinan PKS karena mereka merasa sebal dengan sesumbar dan sepak terjang Fahri Hamzah selama ini. Misalnya saja ketika dia mengatakan Jokowi sinting, KPK harus dibubarkan, membela Setyo Novanto dalam kasus papa minta saham, dll.  Reaksi dari masyarakat tsb menunjukkan bahwa mereka tahu siapa yang benar di antara Fahri Hamzah dan Pimpinan PKS.

Sebelum dan sesudah dipecat, ternyata Fahri tetap konsisten untuk menebar sesumbar dengan mengatakan, proses pemecatan terhadap dirinya tidak masuk akal dan cacat hukum, jika alasannya adalah karena sering berbeda pendapat dengan pimpinan partai.

Di masa PKS masih dipimpin oleh Anis Matta, menurut Fahri Sohibul Iman pernah jadi oposan yang berbeda pendapat dengan pimpinan PKS tsb.  Mengapa sekarang dirinya yang berbeda pendapat dengan pimpinan PKS saat ini harus dipecat ?

Ketika Sohibul Iman berbeda pendapat dengan Anis Matta, dia tidak dipecat dari PKS karena pimpinan saat itu berpendapat, perbedaan pendapat adalah obat bagi kemajuan PKS. Di masa kepemimpinan PKS saat ini perbedaan pendapat justru dipecat.

Fahri Hamzah barang kali lupa berpikir bahwa perbedaan pendapat itu sampai sekarang masih menjadi obat bagi kemajuan PKS dan bagi kita semua. Perbedaan pendapat yang dilakukan Fahri Hamzah pun tetap bisa menjadi obat.

Masalahnya sekarang pimpinan PKS sudah menganggap obat yang diracik Fahri Hamzah itu sudah over dosis yang membahayakan perkebangan citra PKS. Karena obat yang over dosis itulah makanya Fahri Hamzah dipecat.

Sumber: mediaindonesia.com:19-4-2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun